Guru di SMAN 9 Kota Bekasi yang tertarik menulis di Kompasiana. Penulis reflektif, dan pengamat kehidupan sosial sehari-hari. Menulis bagi saya adalah cara merekam jejak, menjaga kenangan, sekaligus mengolah ulang pengalaman menjadi gagasan yang lebih jernih. Saya tumbuh dari kisah pasar tradisional, sawah, dan gunung yang menjadi latar masa kecil di Cisalak-Subang. Kini, keseharian sebagai guru membuat saya dekat dengan cerita murid, dunia pendidikan, serta perubahan sosial yang terjadi di sekitar kita. Di Kompasiana, saya banyak menulis tentang: pendidikan yang manusiawi, dinamika sosial budaya, kenangan kecil yang membentuk cara pandang, serta fenomena keseharian seperti kafe, pasar, hujan, dan keluarga. Saya punya prinsip tulisan yang baik bukan hanya menyampaikan pendapat, tetapi juga mengajak pembaca berhenti sejenak untuk merenung, tersenyum, atau tergerak untuk berubah.
Sumber gambar dokumen pribadi
Berangkat dari kebiasaan saya membagikan tulisan Kompasiana saya di grup-grup Wassapp, Facebook, dan medsos lainnya.
Sering berdatangan pertanyaan-pertanyaan disampaikan secara pribadi yang pada intinya tertarik untuk mengikuti langkah saya menulis di Kompasiana.
Semua pertanyaan saya jawab sesuai kapasitas saya sebagai penulis pemula juga di Kompasiana. Tapi terlepas dari itu semua, muncul ide saya untuk membuat tutorialnya.
Walau pun ini datang dari sekelas bloger pemula seperti saya, tapi mudah-mudahan bermanfaat bagi khususnya yang berminat memulai menulis di Kompasiana.
Sebelum menyaksikan video tutorialnya ada baiknya kita kenali dulu apa sih itu Kompasiana?
Kompasiana dalam pandangan saya adalah media yang tepat untuk menyuarakan ragam pemikiran masyarakat di Indonesia khususnya.
Kompasiana adalah platform blogging di Indonesia yang memungkinkan para penulis untuk menyuarakan ide, pandangan, dan pengalaman mereka secara online. Berikut beberapa poin utama tentang Kompasiana:
1. Asal Usul dan Pendirian
Kompasiana didirikan oleh Kompas Gramedia, salah satu perusahaan media terkemuka di Indonesia. Diluncurkan sebagai respon terhadap meningkatnya keinginan masyarakat untuk berbagi pandangan secara daring.
2. Ruang untuk Ragam Pemikiran
