Guru di SMAN 9 Kota Bekasi yang tertarik menulis di Kompasiana. Penulis reflektif, dan pengamat kehidupan sosial sehari-hari. Menulis bagi saya adalah cara merekam jejak, menjaga kenangan, sekaligus mengolah ulang pengalaman menjadi gagasan yang lebih jernih. Saya tumbuh dari kisah pasar tradisional, sawah, dan gunung yang menjadi latar masa kecil di Cisalak-Subang. Kini, keseharian sebagai guru membuat saya dekat dengan cerita murid, dunia pendidikan, serta perubahan sosial yang terjadi di sekitar kita. Di Kompasiana, saya banyak menulis tentang: pendidikan yang manusiawi, dinamika sosial budaya, kenangan kecil yang membentuk cara pandang, serta fenomena keseharian seperti kafe, pasar, hujan, dan keluarga. Saya punya prinsip tulisan yang baik bukan hanya menyampaikan pendapat, tetapi juga mengajak pembaca berhenti sejenak untuk merenung, tersenyum, atau tergerak untuk berubah.
Apa yang membuat artikel di Kompasiana jadi Artikel Utama?
Bukan sekadar diksi atau trending, tapi:
- Keberanian menawarkan perspektif segar
- Kejujuran merangkai pengalaman pribadi jadi renungan kolektif
- Relevansi antara apa yang ditulis, bagaimana disampaikan, dan untuk siapa ditujukan
Video ini, jika dianggap sebagai perluasan artikel, justru memenuhi ketiganya:
- Perspektif segar: tulisan ditampilkan sebagai pengalaman audio-visual
- Kejujuran: tidak menjual, tidak menggurui
- Relevansi: cocok untuk pembaca yang mencari semangat menulis, bukan semata tulisan
Penutup
Ketika tulisan bergerak melampaui media asalnya, dari teks di blog menjadi buku digital, lalu menjelma video yang bisa dinikmati siapa saja, kita dapat menyaksikan bagaimana gagasan beradaptasi dengan zaman.
Transformasi ini bukan semata-mata perkara teknis, tapi perwujudan dari semangat untuk terus berbagi dalam bentuk yang lebih inklusif.