Goa Gong Semakin Indah dengan Sorot Lampu Warna warni (dokpri)
Bagi para pengunjung yang akan menikmati keindahan goa gong jangan terkejut kalau begitu masuk lokasi parkir langsung ditawari oleh pasukan ojek berkaos biru. Keberadaan pasukan ojek menjadi wajar mengingat tidak sedikit para wisatawan enggan berjalan menuju obyek wisata, mengingat jalan yang harus ditempuh menanjak cukup curam. Meskipun sebenarnya jarak tempuhnya sekitar 5oo meter lebih. Bagi yang suka jalan kaki tentu saja bisa menikmati tanjakkan dengan melihat pemandangan tebing di sekitar jalan.
Ketika sampai di mulut goa kita akan ditawari sewa lampu senter dan juga penjual kipas. Sudah dapat dibayangkan suasana di dalam goa tentu gelap dan panas. Namun demikian kalau toh kita tidak menggunakan senter sebenarnya suasana goa tidak begitu gelap mengingat ada banyak lampu tembak warna warni yang menambah keindahan stalaktit dan stalagmit di dalamnya. Adapaun suhu panas terjadi lebih dikarenakan jumlah pengunjung yang relatif banyak.
Sealama menyusuri goa yang panjangnya sekitar 256 meter wisatawan akan disuguhi pemandangan yang sangat menakjubkan. Bentuk almiah bebatuan yang ada di dalam goa membuat kita seolah olah di dunia lain. Ada stalaktit yang berjajar berbentuk seperti tirai dengan warna alami yang sangat indah. Bernagai bentuk batuan yang unik dan apik tersebut oleh warga sekitar diberi nama tersendiri . Ada Selo Jengger Bumi, Selo Adi Citro Buwono, Selo Cipto Agung hingga Selo Bantaran Angin. Bebatuan tersebut semakin indah dengan adanya sorot lampu warna warni. Dan tidak salah jika goa gong dinobatkan sebagai goa terindah se Asia tengara.
Goa gong terletak di koat Pacitan, kota kelahiran Pak SBY. Konon, Goa yang satu ini pertama kali ditemukan pada tahun 1930. Saat itu, sedang terjadi musim kemarau berkepanjangan yang membuat masyarakat Pacitan sulit untuk mendapatkan air. Ditemukan tidak sengaja oleh dua orang yakni Mbah Noyo Semito dan Mbah Joyo pergi untuk mencari sumber mata air. Hingga pada akhirnya, perjalanan mereka tiba di sebuah lubang dan mereka pun menelusurinya.Tak disangka, lubang tersebut ternyata cukup dalam hingga perjalanan mereka harus menghabiskan sebanyak 7 obor hingga menemukan sumber mata air dalam sana .
goa ini diberi nama Goa Gong karena penduduk di sana kerap mendengar adanya suara gema bertabuhan seperti suara gong yang asalnya dari dalam ruangan goa. Gong sendiri adalah salah satu alat tabuh di kesenian khas Jawa. Suara seperti gong dari dalam goa ini ternyata adalah hasil dari pantulan tetesan air alam goa yang menimpa batuan stalaktit atau stalagmit goa tersebut. Bunyi yang dihasilkan terdengar harmonis dan indah sehingga menarik minat para wisatawan. Para wisatawan juga bisa memukul dengan tangan beberapa bebatuan yang bunyi seperti gong saat dipukul.
Yang paling menakjubkan bagi pengunjung adalah keberadaan seperti ruangan luas di dalam gua seperti kubah raksaa sepanjang 100 meter, lebar 15-40 meter dan tinggi sekitar 20-30 meter . Di tempat ini biasanya para pengujnjung akan berhenti untuk mengabadikan momen dengan brefoto ria. Di samping itu tempat ini juga sebagai tempat istirahat setelah capek menyusuri separuh perjalan di dalam goa. Tidak sedikit para pengunjung yang tidak melanjutkan perjalanan karena sudah merasa lelah akhirnya balik ke mulut goa. Oksigen yang terbatas ditambah suasana yang gelap dan bebatuan yang cukup licin memang mebuat pengunjung berpikir panjang untuk menyelesaikan perjalan hingga akhir mulut goa. Namun demikian kondisi tersebut sebenaranya tidak akan menjadi kendala bagi yang senang menikmati keindahan alam yang memang luar biasa ini.
Nah sobat semua Setelah bekerja seharian selama berminggu-minggu, pastilah kita akan merasakan masa jenuh dengan aktifitas sehari-hari yang tidak ada hentinya, entah itu yang berhubungan dengan pekerjaan atau sekolah dan kuliah. Wisata ke Goa Gong adalah pilihan yang tepat untuk menghilangkan kejenuhan tersebut. Ayo mulai susun rencana dan siapkan dana untuk berlibur ke wilayah Pacitan khususnya ke Goa Gong.
