Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.
Sementara Ngarsa Dalem (Sultan Hamengku Buwono X) berada di dalam Masjid Gedhe Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat untuk menyimak pembacaan riwayat Nabi Muhammad Saw, para bregada dan pengunjung setia menanti di luar masjid.
Demikian pula halnya dengan bapak-bapak TNI, petugas PMI, petugas Basarnas, dan para petugas lainnya. Pun, para wartawan/fotografer dan kreator konten. Begitu juga halnya dengan para abdi dalem yang tidak sedang bertugas di dalam masjid.
Tentu semua menanti dengan cara masing-masing. Ada yang sekadar duduk mengobrol, berkeliling melihat-lihat area Plataran Masjid Gedhe, sibuk pepotoan, dan jajan di lapak-lapak makanan/minuman.
Adapun saya dan seorang kawan sibuk mengobrolkan apa saja sembari memperhatikan para pengunjung (penonton) yang hilir-mudik tiada henti. Tak disangka-sangka pandangan mata kami terbentur pada sekelompok anak muda yang sibuk memunguti sampah di tengah-tengah hiruk-pikuk pengunjung.
Mereka yang menjadi pahlawan kebersihan malam itu (Dokpri Agustina)
Luar biasa. Mereka pastilah anggota sebuah komunitas yang peduli lingkungan. Yang ironisnya, aktivitas mereka itu cenderung tidak dipedulikan oleh mayoritas pengunjung. Alih-alih dipedulikan. Yang ada malah sebagian pengunjung cuek buang sampah sembarangan.
Saya yakin bahwa anak-anak muda itu tidak butuh validasi. Fokus mereka menjaga kebersihan untuk memperingan tugas pasukan oranye yang merupakan petugas kebersihan resmi. Yang biasanya mulai bersih-bersih ketika acara telah bubaran.
Minimal hal tersebut terbukti di lapangan. Tak ada satu pun dari mereka yang memainkan kamera untuk berswafoto, yang pada umumnya dengan dalih mendokumentasikan kegiatan. Hehe ...
Oke, oke. Salut pada anak-anak muda itu. Semoga apa yang mereka lakukan menginspirasi siapa pun yang melihatnya.
Salam.
