Taufik Al Mubarak
Taufik Al Mubarak Full Time Blogger

Taufik Al Mubarak, blogger yang tak kunjung pensiun. Mengelola blog https://pingkom.com

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Merayakan Lebaran dengan Masak-Masak di Tambak

4 Mei 2024   15:35 Diperbarui: 4 Mei 2024   15:37 129 4 0

Ilustrasi: berangkat ke tambak untuk masak-masak. Photo: koleksi pribadi
Ilustrasi: berangkat ke tambak untuk masak-masak. Photo: koleksi pribadi

Momen lebaran memang harus disambut dengan suka cita. Itulah alasannya mengapa orang rela pulang ke kampung tiap lebaran tiba. Merayakan lebaran di kampung halaman jauh lebih menyenangkan daripada dengan di kota. Jangan heran, jika tiap lebaran, kota-kota menjadi sepi. Jalanan yang biasanya macet menjadi kosong dari lalu kendaran: mobil atau sepeda motor.

Tiap lebaran tiba, saya pulang ke kampung halaman di Trueng Campli, sebuah mukim di Kecamatan Glumpang Baro, Pidie. Kampung kami berada tidak jauh dari areal tambak udang. Nah, momen pulang kampung kerap kami manfaatkan untuk memancing ikan di sungai, atau menjala ikan di tambak. Jika tidak ada tambak sendiri, biasanya kami memilih menjala ikan dan udang di tambak keluarga dekat.

Kami biasanya mulai meramin (makan bersama-sama) di tambak itu pada lebaran kedua. Kami pergi beramai-ramai, umumnya masih ada hubungan famili. Selama di perantauan kami jarang berkumpul, jadi momen lebaran kami manfaatkan untuk kumpul-kumpul keluarga dengan cara memasak di tambak. Itulah yang kami lakukan saban tahun tiap lebaran tiba.

Memasak dan menyantap ramai-ramai di tambak itu sangatlah menyenangkan. Awalnya, kami menjala ikan atau udang. Beberapa dari kami bahkan mencari udang di tambak, dengan cara kemukueb. Yaitu, cara tradisional menangkap undang dengan cara meraba-raba tanah di dalam tambak. Ada juga yang memancing ikan di sungai, atau menangkap kepiting dengan cara memasang bubu.

Nah, jika sudah ada ikan/udang dan kepiting, mulailah acara memasak dimulai. Ikan jenis mujair atau bandeng kami bakar. Sementara kepiting dan udang kami jadikan campuran memasak mie. Sementara untuk nasi biasanya kami bawa dari rumah. Jadi, di tambak kami hanya membakar ikan dan memasak mie instan. Siang hari ketika semua sudah siap, barulah kami santap ramai-ramai.

Sembari menunggu masakan matang, beberapa dari kami biasanya memilih berenang di sungai, kami menyebutnya alue (alur), yaitu sungai yang khusus untuk mengairi tambak. Jika dilihat sekilas, kegiatan berenang kami itu mirip dengan berenang ala prindavan. Itu karena air sungai yang sedang pasang berwarna pekat. Oh ya, air sungainya asin, loh!

Begitulah cara kami merayakan lebaran, sangat seru. Lihat saja keseruan tersebut melalui video yang kami lampirkan.