gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Konsultan

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Video

RIP Evie Dahana : Pada Segelas Kopi Cinta Berbagi

3 Mei 2021   15:32 Diperbarui: 3 Mei 2021   15:37 820 8 1


Menyesal aku
Tak menyesap habis kopi panas segelas berdua
Saat kita habiskan penghujung malam
Beriring lagumu yang kau putar dari gawai sepi
Yang berisik dengan gosip kebaikan
Tentang seorang laki laki gagah
Yang sudah pergi untuk pulang
Tujuh hari terakhir kemarin

Belahan jiwa
Yang sudah membawamu
Melanglang buana,
Ke pelosok negeri
Ke manca negara
Sampai mukim di Prancis sana

Kita manusia biasa
Seperti katamu
Bukan ular berbisa
Tetap rapuh dan hanya punya satu nyawa
Dibelah dua
Dibelah entah,
Lalu saat sang pemilik cinta
Membawa pergi segala nada hati
Yang kau punya

Tepat
Hari kesembilan
Kau dijemput
Dan menyatu dalam perjalanan sendu

Aku sekarang kaya raya
Aku punya semuanya
Justru ketika ku tak ingin apapun


Simak baik baik, karya cinta
Lagu terakhir
“Cinta dan Dilema"
Melodi ini akan viral
Di bumi
Dan langit sana
Tapi tak perlu kau
Subscribe lagi
 Cukup kirimi aku doa
Dan semua kenanga kebaikan
Yang pernah kita punya

Ayo mas
Habiskan kopi kita !
Aku tercekat
Tenggelam dalam ampas kopj
Berenang asyik dalam kedalaman
Romansa cinta sejati menggetarkan
Yang kalian punya,
Bahwa ujung senyawa penyatuan jiwa
Bukan pada penyatuan raga kasat mata
Tapi penyatuan kuantum enerji batin
Yang membawa kalian berdua
Di dimensi kenikmatan taman langit
Entah dinamakan surga
Firdaus
Kahyangan
Nirwana


(Layaknya syair lagu “Cinta dan Dilema"

yang kau wariskan)


Sementara suara alto-mu
Melengking gagah
Membuyarkan keheningan langit
Aku bukan insan yang bisa
Mendustkan hati. Dan rasa
Bagaimana mungkin ku bisa
Memilih diantaranya
Demi Tuhan aku tak bisa
...!

(syair lengkap 

Ciinta dan Dilema
Syair dan lagu Evie Dahana

Cinta ini
Membuat ku dalam dilema
Rindu ini
Memaksaku untuk memilih
Bagai di persimpangan jalan
Kemana  harus aku melangkah

Reff
Meski , sakit, terpaksa harus kuputuskan
Sudah, pasti
Salah satunya akan terluka
Sulit untuk diucapkan

Berat bagiku
Sungguh tak bisa

Ooww
Aku bukan insan yang bisa
Mendustakan hati dan rasa
Bagaimana mungkin ku bisa memilih diantaranya
Demi tuhan aku tak bisa

Terserah apa katamu
Nyawaku tetaplah satu,
Aku manusia biasa
Dan bukan ular berbisa
Sungguh ku tak bisaa 3x)