KOMPASIANA,-- Jagat media sosial kembali dihebohkan dengan sebuah video viral yang menampilkan seorang anak laki-laki yang dijuluki "El Perintis". Dalam video tersebut, ia memberikan motivasi tentang serunya menjadi seorang perintis, di mana tidak ada jaminan dan arah yang pasti. Namun, alih-alih mendapat simpati, video ini justru menuai kecaman dan perdebatan sengit dari warganet.
Kontroversi bermula dari pandangan warganet yang menilai bahwa bocah tersebut tidak memiliki kapasitas untuk memberikan motivasi tentang perjuangan. Banyak yang menyoroti latar belakangnya sebagai anak dari keluarga berada, atau yang kerap disebut sebagai "pewaris". Hal ini dianggap bertolak belakang dengan realitas perjuangan seorang perintis yang sesungguhnya, yang kerap diwarnai dengan risiko finansial, kegagalan, dan bahkan lilitan utang.
Kritik tajam pun membanjiri kolom komentar. Warganet melontarkan sindiran pedas, seperti "Diajarin jadi perintis sama si pewaris" dan "Kalau gagal dimodalin lagi, kalau gue gagal dikejar rentenir." Komentar-komentar ini mencerminkan keresahan mendalam tentang kesenjangan sosial dan ekonomi yang dirasakan oleh banyak orang.
Fenomena "El Perintis" ini membelah warganet menjadi dua kubu. Di satu sisi, banyak yang merasa geram karena pernyataan tersebut dianggap meremehkan perjuangan keras seorang perintis. Mereka merasa pernyataan bocah itu tidak didasari pengalaman nyata dan terkesan naif.
Namun, di sisi lain, beberapa pihak mencoba memberikan perspektif yang lebih bijak. Mereka mengingatkan bahwa bocah tersebut masih di bawah umur dan kemungkinan besar tidak sepenuhnya memahami konteks serta makna di balik kata-katanya. Ada anggapan bahwa ia hanyalah mengulangi apa yang didengar atau melihat dari sudut pandang yang terbatas.
"Setiap orang pasti pernah membuat pernyataan lucu saat kecil. Bedanya, pernyataan kita dulu tidak didokumentasikan dan viral seperti sekarang,"
ujar seorang pengamat media sosial.Ia menambahkan bahwa penting bagi publik untuk menyikapi hal ini dengan kepala dingin dan tidak melontarkan komentar yang berlebihan kepada seorang anak.
Kasus "El Perintis" ini lebih dari sekadar perdebatan tentang satu video. Insiden ini secara tidak langsung mengangkat isu-isu sosial yang lebih besar, seperti perbedaan privilege, perjuangan ekonomi, dan bagaimana media sosial dapat menjadi panggung untuk perdebatan yang intens.
Ini menjadi pengingat bagi semua pihak, terutama orang tua dan figur publik, untuk lebih bijak dalam memberikan pendidikan dan pemahaman kepada anak-anak tentang realitas sosial. Di sisi lain, fenomena ini juga menunjukkan betapa sensitifnya masyarakat terhadap isu-isu keadilan dan perjuangan, yang seringkali menjadi pemicu perdebatan panas di dunia maya.