Saya kira bukan karena ingin dinaturalisasi dan ditarik memperkuat Timnas maka ia suka bermain bola. Bukan.
Ia kucing kampung yang senang bermain bola kecil terbuat dari plastik. Berbeda dengan teman-temannya. Mereka tidak menyukai bola, tapi tongkol goreng.
Di rumah saya ada belasan kucing. Awalnya hanya satu, anak kucing kampung kurus, dekil, dan merengek-rengek kelaparan di depan pintu dapur. Kucing buangan orang tidak bertanggung jawab.
Saya memberi satu irisan tongkol goreng suwir kepada kucing terlantar itu. Eh...ia memakannya dengan lahap. Sepertinya kurang. Saya tambahkan satu potong. Dilahap.
Kemudian saya memutuskan menyimpan tongkol goreng di dalam wadah. Maka batallah bikin tongkol balado.
Dari satu beranak pinak. Ditambah dengan kucing buangan lain. Semoga pembuang kucing diberi hidayah. Aamiin.
Jadi, sebetulnya tidak pernah terpikir memelihara belasan kucing. Namun mereka datang dengan sendirinya. Tidak dikasih makan, tidak tega. Dikasih makan, betah dan sepertinya mereka menelepon teman-temannya untuk datang ke rumah.
Ada kesel dan sebel mendengar kecerewatan para kucing dan hasil olahan percernaan mereka. Meski disediakan kotak berpasir sebagai tempat pembuangan akhir, tetap saja uapnya terbang memasuki kamar lewat lubang angin.
Namun Ada yang lucu menggemaskan. Salah satunya adalah kucing abu-abu bercorak putih di kaki suka memainkan bola kecil.
Melamun sambil memandang kelakuannya membuat hati senang dan tenang.
Silakan simak video tanpa narasi terlampir
