Penggiat sosial kemasyarakatan,, pendidik selama 40 tahun . Hoby tentang lingkungan hidup sekaligus penggiat program kampung iklim. Pengurus serikat pekerja guru.


https://youtu.be/nwITccubR2I?si=TKNw30p1bOwJHCDN.
Kegiatan FK GTT ziarah religi ke makam almarhum Sulistyo di Banjarnegara. Sumber dokpri
Guru Honorer Jepara, Ziarah ke Makam Bapak Honorer Sulistiyo.
Oleh : Didi Suprijadi (ayah didi )
Ketua Pembina, Forum Pendidik Tenaga Honorer dan Swasta Indonesia (FPTHSI).
"Kalau ada yang pantas disebut Bapak Honorer, ya Sulistiyo itu. Dia mengangkat suara yang selama ini dibungkam oleh penguasa" demikian komentar ayah didi, saat diminta pendapatnya tentang Sulistiyo oleh guru guru Kabupaten Jepara.
Guru guru dan tenaga kependidikan Kabupaten Jepara yang tergabung dalam Forum Komunikasi, Guru Tidak Tetap (FK GTT) melakukan ziarah religi ke makam pahlawan guru Sulistiyo di Banjarnegara Jawa Tengah.
Ahad, 30 Nopember 2025 , lebih kurang 200 guru dan tenaga kependidikan dengan menggunakan bus bus besar melakukan ziarah ke Makam Ketua Umum PB PGRI masa bakti XX, XXl almarhum Sulistiyo. Ziarah dengan tema "Wisata Kebangsaan Ziarah Religi" ke Makam Sulistiyo di Banjarnegara.
Forum Komunikasi Guru Tidak Tetap, Kabupaten Jepara rutin setiap Nopember di bulan Guru selalu menyelenggarakan ziarah ke makam Pahlawan Guru Sulistiyo.
Tahun 2025, Guru dan Tenaga Kependidikan Kabupaten Jepara dipimpin langsung oleh ketuanya, Iron Latanza berziarah ke makam almarhum Sulistiyo didampingi oleh Dr Halimah istri almarhum.
Ziarah ke makam Pahlawan Guru Sulistiyo bukan hanya dilakukan guru dari kabupaten Jepara saja, tetapi juga dilakukan oleh guru guru dari kabupaten di seluruh Indonesia . Terutama di Bulan Nopember saat HUT PGRI dan Hari Guru Nasional.
Siapa Sulistyo?
Sulistiyo lahir di Banjarnegara, Jawa Tengah, 12 Februari 1962. Setelah lulus dari Sekolah Pendidikan Guru ( SPG) di kota Banjarnegara kemudian melanjutkan Kuliah di kota Semarang hingga mendapat gelar doktor bidang pendidikan.
Kariernya bermula sebagai guru, pertama kali di SD (1982--1985), kemudian Guru SMA , dan menjadi dosen. Ia menjadi dosen di IKIP PGRI Semarang (sekarang Universitas PGRI Semarang), hingga terpilih sebagai Rektor periode 2001--2009.
Sulistiyo menduduki jabatan bergengsi sebagai senator, anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia ( DPD RI) mewakili daerah pemilihan Jawa Tengah selama 2 periode, sebelum wafat di tahun 2016.
Karir organisasi di PGRI,terpilih sebagai Sekretaris Umum Pengurus Provinsi PGRI Jawa Tengah, kemudian dipercaya memimpin Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) sebagai Ketua Umum selama dua periode (2008--2013 dan 2013--2016).
Sebagai Rektor, Anggota DPD RI dan Ketua Umum PB PGRI, membuatnya menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dalam dunia pendidikan dan advokasi guru di Indonesia, khususnya guru honorer. Karena statusnya itu guru guru honorer mendaulat Sulistiyo sebagai Bapak Guru Honorer.
Mengapa Ia Disebut "Bapak Guru Honorer"
Meski bukan guru honorer pada masa pengabdian awal, Sulistiyo dikenal sebagai orang yang bersuara lantang memperjuangkan hak-hak guru honorer di seluruh Indonesia.
Ia sering menekankan bahwa guru baik PNS maupun non PNS (honorer) adalah bagian dari satu keluarga besar pendidikan, dan mendesak agar semua guru dihargai dengan adil.
Di bawah kepemimpinannya, PB PGRI menyuarakan ketidakadilan upah dan status bagi guru honorer, serta menuntut agar guru honorer diberi peluang diangkat menjadi PNS atau setidaknya memperoleh kesejahteraan yang layak.
Ia memperingatkan bahwa krisis guru di Indonesia bukan sekadar soal kuantitas, tetapi juga soal kualitas dan kejelasan status; guru honorer yang hanya "mengisi kekosongan" tanpa kesejahteraan, menurutnya, bukan solusi yang adil.
Karena itu banyak guru, terutama honorer, memandang Sulistiyo sebagai "bapak angkat", atau representasi harapan untuk nasib mereka yang lebih baik.
Perjuangan Nyata, Sulistiyo untuk Guru Honorer
Selama memimpin PB PGRI, beberapa hal konkret yang diperjuangkan Sulistiyo untuk guru honorer dan dunia pendidikan.
1. Menuntut agar penghasilan guru termasuk guru honorer memenuhi standar kebutuhan hidup minimum dan mendapat jaminan sosial, sesuai ketentuan dalam undang-undang tentang guru.
2. Mengecam moratorium penerimaan CPNS tanpa mempertimbangkan fakta kekurangan guru riil di sekolah, terutama SD, karena banyak guru honorer tetap mengisi kekosongan tersebut, padahal status dan kesejahteraan mereka tidak jelas.
3. Mengadvokasi agar data guru dibuat transparan dan akurat, guru honorer tidak boleh "disembunyikan" kemudian digantikan oleh "titipan" CPNS, agar keadilan bagi guru honorer dapat terwujud.
4. Menegaskan pentingnya profesionalisme guru, kesetaraan antara guru PNS dan non-PNS ( honorer ) dalam hak dan kewajiban, serta perlunya penghargaan bagi guru yang berdedikasi, apapun statusnya.
5. Melalukan aksi damai turun ke jalan pemimpin demo guru honorer baik di kementerian, DPR RI dan Istana Negara.
Apa Komentar Hamdi Zaenal, Ketua Umum, Forum Pendidik Tenaga Honorer dan Swasta Indonesia (FPTHSI )
Baginya, Sulistiyo bukan sekadar Ketua Umum PB PGRI. Ia melihat sosok ini sebagai pemimpin yang benar-benar turun ke lapangan. Seorang tokoh yang ketika berbicara tentang guru honorer, suaranya tidak dibuat-buat, karena ia mengerti betul pedih dan lelah yang mereka rasakan.
Hamdi Zaenal Yang sekarang sudah menjadi ASN, bercerita:
"Sulistiyo itu bukan cuma membela guru. Dia membela martabat manusia yang mengajar. yaitu guru honorer yang terzolimi"
Menurutnya, keberanian Sulistiyo menyuarakan ketidakadilan terhadap guru honorer adalah hal yang jarang ditemukan di zaman sekarang, ketika banyak orang memilih diam demi jabatan.
Hamdi, terharu karena ada sosok yang tak segan menegur pemerintah, menentang kebijakan yang merugikan guru, dan tetap rendah hati ketika bertemu masyarakat biasa.
Hamdi Zaenal menambahkan,
"Orang seperti Pak Sulistiyo mungkin hanya lahir sekali dalam satu zaman. Tapi perjuangannya jangan sampai ikut mati."
Penutup
Guru Tidak Tetap melakukan wisata ziarah religi ke makam pahlawan guru Sulistiyo sebagai Bapak Guru honorer.
Makam Bapak Guru honorer Sulistiyo berlokasi di Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah tiap kali diziarahi guru dari seluruh Indonesia.
Sulistiyo wafat tahun 2016 oleh guru guru honorer di jadikan bapak Guru Honorer atas jasa perjuangan nya terhadap honorer .
Forum Komunikasi Guru Tidak Tetap ( FK GTT) Kabupaten Jepara saat ini anggota nya sudah tidak honorer lagi, itu semua berkat perjuangan Sulistiyo. Begitu juga guru guru honorer seluruh Indonesia saat ini hampir seluruhnya sudah berganti status menjadi ASN.
#ayahdidi.
#didisuprijadi.
#makamsulistiyo
#guruhonorer.
#sulistyo.
#pbpgri.
#fpthsi.
#jepara.
https://youtu.be/nwITccubR2I?si=TKNw30p1bOwJHCDN