Hamdali Anton
Hamdali Anton Guru

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

AT Mahmud dan Anak Indonesia

7 September 2024   16:46 Diperbarui: 7 September 2024   16:48 168 6 3


Ilustrasi (Dokumentasi Pribadi)
Ilustrasi (Dokumentasi Pribadi)
Bagi para pendidik, AT Mahmud adalah seorang legenda, terutama bagi guru Sekolah Dasar (SD). Lagu-lagu beliau sangatlah berkesan dan memang sesuai dengan sisi psikologis anak usia dini yang memang dalam masa bermain dan bernyanyi. 

Sayangnya, di masa kiwari, dengan adanya teknologi informasi, justru sangat jarang terdengar adanya lagu-lagu anak yang beredar di bumi pertiwi ini. Mungkin malah bisa dikatakan tidak ada.

Yah, memang masalah ada atau tidak adanya produksi lagu anak-anak harus berdasarkan fakta dan data. Dalam hal ini, saya tidak merencanakan untuk membahas perihal jumlah lagu anak di Indonesia di masa ini.

Yang lebih menjadi perhatian saya adalah kondisi anak-anak Indonesia yang mulai teralihkan kegiatan bermainnya dari kegiatan fisik (seperti bermain sepak bola, bermain lompat tali, bermain bulu tangkis, dan lain sebagainya) ke kegiatan nonfisik (seperti bermain gim online, bermain gim di playstation, dan lain-lain).

Tak heran, selain mempengaruhi prestasi belajar di sekolah (karena kebanyakan waktu tersita untuk bermain gim), juga sangat berdampak pada kesehatan tubuh dan hubungan antar sesama.

Berada dalam kerumunan, tapi setiap anak sibuk dengan gawainya masing-masing. Berkutat dengan gim online.

Semoga saja lagu ini mengingatkan kembali akan dunia anak-anak yang ceria, dengan kegiatan fisik yang menyenangkan, bermain bersama teman, sehingga bukan saja menyehatkan secara jasmani, tapi juga "menyembuhkan" dari sisi rohani, karena hidup tidak bisa seorang diri. Harus ada pihak lain untuk berbagi suka dan duka.

Kiranya lagu ini bisa menyadarkan kita semua bahwa orang tua bertanggung jawab akan kesehatan mental anak. Apabila membiarkan anak untuk mengakses gawai tanpa batas, bahaya sudah mengintai di depan pintu.