Isson Khairul
Isson Khairul Jurnalis

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Jelajah Sungai Siak, Pekanbaru-Bengkalis

10 Desember 2019   13:30 Diperbarui: 10 Desember 2019   13:33 16 0 0

Bersama Sang Kapten speed boat, siap susuri Sungai Siak. Foto: isson khairul
Bersama Sang Kapten speed boat, siap susuri Sungai Siak. Foto: isson khairul

Pekanbaru ya identik dengan #SungaiSiak. Sebagian besar jalur ekonomi Pekanbaru, tergantung pada Sungai Siak. Oh, ya, Pekanbaru adalah ibu kota Provinsi Riau. Secara wilayah, Provinsi ini berdekatan dengan Singapura dan Malaysia. Dan, muara Sungai Siak berada di Selat Malaka, yang menjadi wilayah perbatasan Indonesia dengan kedua negara tersebut.

Sungai Siak membentang sepanjang 370 kilometer, dengan kedalamanan 18 meter dan lebar 150 m. Karena itulah, Sungai Siak leluasa dilayari oleh kapal tanker dan kapal peti kemas. Di sepanjang tepi sungai ini, berdiri banyak pabrik skala industri. Di antaranya, pabrik pengolahan kelapa sawit, pabrik pengolahan kayu, dan juga pabrik kertas.

Sejumlah hal di atas, menjadi alasan saya untuk nge-trip ke Sungai Siak. Ada banyak pilihan. Saya kemudian memilih trip Pekanbaru-Bengkalis, dengan berbagai pertimbangan. Saya pilih naik speed boat, dari Pelabuhan Sungai Duku, yang hanya berjarak beberapa kilometer dari Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II.

Dari bandara tersebut, saya langsung naik taksi ke Pelabuhan Sungai Duku. Saya pilih flight pagi dari Soekarno-Hatta, hingga sebelum pukul 12.00 WIB, saya sudah tiba di Sungai Duku. Saya langsung beli tiket speed boat ke Bengkalis. Ternyata, masih cukup waktu untuk makan siang di sekitar pelabuhan, sebelum jadwal keberangkatan speed boat.

Kapasitas speed boat yang saya tumpangi, 50 orang. Tapi, hari itu, tidak semua seat terisi. Cukup leluasa. Saya leluasa membidikkan kamera, untuk mengambil gambar secara video. Tapi, saya tidak berani naik ke anjungan speed boat, karena terpaan angin cukup kencang. Kamera pun harus dipegang kuat-kuat, agar stabil dan tidak jatuh diterpa angin.

Yang seru, saya bisa ngobrol dengan Kapten speed boat. Ia masih muda, ramah, dan murah senyum. Dari sang Kapten, saya dapat cerita tentang kondisi perairan Sungai Siak ini. Salah satunya, tentang banyaknya sampah, yang memenuhi aliran sungai. Dalam perjalanan Pekanbaru-Bengkalis sekitar 4 jam, speed boat beberapa kali harus berhenti.

Saya heran, kok speed boat berhenti di tengah sungai? Sang Kapten bercerita, ada sampah yang nyangkut di baling-baling mesin. Ya, berhenti dulu. Dibersihkan dulu baling-baling mesin dari sampah tersebut. Selanjutnya, perjalanan diteruskan. Kejadian yang demikian, berulang beberapa kali.

Nah, mengingat perairan Sungai Siak adalah salah satu urat nadi perekonomian Pekanbaru, kondisi itu sudah seharusnya menjadi perhatian pemangku kepentingan setempat. Pada perayaan HUT ke-235 Pekanbaru pada Juni 2019 lalu, sejumlah kegiatan di sejumlah wilayah digelar, untuk membersihkan Sungai Siak.

Jakarta, 10 Desember 2019