Isson Khairul
Isson Khairul Jurnalis

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Visit Desa Adat Cireundeu Bareng Murid SMK Negeri 11 Bandung

21 Januari 2020   10:25 Diperbarui: 21 Januari 2020   10:41 476 0 0


Visit Desa Adat Bareng Murid SMK Negeri 11, Bandung. Dokpri
Visit Desa Adat Bareng Murid SMK Negeri 11, Bandung. Dokpri
Adat Cireundeu, bukan desa sembarangan. Secara kekerabatan, warga desa ini patut jadi teladan. Mereka kompak dan bersatu merawat nilai-nilai luhur,  dari para leluhur mereka. Ikatan kekeluargaan sesama warga desa, mereka bangun dengan landasan peradaban. Mereka bukan hanya hidup berdampingan secara fisik, tapi sekaligus secara jiwa.

Hidup bertetangga di Desa Adat Cireundeu, bukan hanya sekadar kata-kata. Seharian di sana, saya nyaris tak mendengar teriakan. Tak ada yang bersuara keras. Tak ada suara radio dan televisi, yang volumenya mengganggu tetangga. Juga, tak ada jemuran yang disampirkan sembarangan di pagar-pagar rumah.

Beberapa warung di pojokan rumah, nyaris tak menimbulkan suara hingar-bingar, seperti warung pada umumnya. Tak ada lagu dangdut yang memekakkan telinga. 

Tak ada sampah yang berserakan. Semua terjaga kebersihannya, termasuk selokan. Di sejumlah titik, tersedia tempat sampah, yang terawat. Tak ada bau busuk sama sekali.

Semua itu menjadi cermin, betapa kompak dan rukun, para penghuni Desa Adat Cireundeu. Mereka bukan hanya merawat kawasan pemukiman. Mereka juga merawat hutan larangan, sebagai bagian dari upaya untuk hidup damai berdampingan dengan alam. Aturan ketat mereka sepakati, agar hutan sekitar tetap terjaga, agar terhindar dari bencana alam.

Di mana Desa Adat Cireundeu? Tepatnya di Cimahi, Jawa Barat, hanya beberapa kilometer dari pusat Kota Bandung. Yang sangat mengagumkan, mereka adalah warga desa yang sangat terbuka, luwes, dan ramah kepada para pendatang. Mereka bukan warga desa yang tertutup. Desa Adat Cireundeu terbuka untuk dikunjungi.

Oh, ya, ada sekitar 70 kepala keluarga dengan sekitar 300 jiwa, yang menghuni Desa Adat Cireundeu. Salah satu hal yang paling unik di desa ini, seluruh warga desa tidak mengonsumsi nasi beras, sebagai makanan pokok. Mereka sejak puluhan tahun yang lalu, mengolah singkong menjadi tepung, kemudian diproses menjadi beras. Beras Singkong, namanya.

Keunikan itulah, antara lain, yang membuat Desa Adat Cireundeu kerap dikunjungi para pendatang. Baik secara perorangan, maupun secara berombongan. Warga desa kemudian mendirikan guest house, untuk memfasilitasi pendatang yang hendak bermalam di sana. Juga, mendirikan sejumlah bangunan untuk aktivitas bersama.

Termasuk, panggung untuk pertunjukan kesenian, seni tradisi Sunda. Menurut saya, Desa Adat Cireundeu adalah destinasi yang tepat untuk reuni, kumpul komunitas, juga arisan keluarga. Di desa ini, kita bisa belajar dari warga setempat tentang kerukunan, merawat lingkungan alam, serta mengenal seni tradisi Sunda.

Kita pun bisa belajar, bagaimana menanam singkong, memanen, memarut, hingga memrosesnya menjadi Nasi Singkong. Bahkan, kita bisa belajar membuat berbagai penganan dari bahan dasar singkong. Pengelola Desa Adat Cireundeu sudah menciptakan sejumlah Paket yang relevan untuk kita ikuti.

Jadi, tunggu apalagi? Segera agendakan untuk berkunjung ke Desa Adat Cireundeu. Ada banyak kreativitas warga desa ini yang patut kita cermati, untuk kita jadikan inspirasi.

Jakarta 21 Januari 2020