Isson Khairul
Isson Khairul Jurnalis

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Yansen-Glory demi Literasi Bangsa

24 Januari 2021   14:04 Diperbarui: 24 Januari 2021   14:31 733 6 3


Yansen Tipa Padan, kerap disapa YTP.  Ia adalah Bupati Malinau, Kalimantan Utara, dua periode. Menjelang akhir periode keduanya sebagai Bupati beberapa bulan lagi, Yansen Tipa Padan terpilih sebagai Wakil Gubernur Kalimantan Utara di Pemilihan Gubernur pada Desember 2020 lalu. Dalam waktu dekat, ia akan dilantik menjadi orang nomor dua di Provinsi Kalimantan Utara. Tapi, bagi saya, ia orang nomor satu. Bukan hanya di Kalimantan Utara, tapi di Indonesia. Oh, ya?

Nomor Satu di Literasi

Tentu saja, iya. Pada Selasa (12/01/2021) lalu, misalnya, Yansen Tipa Padan meluncurkan YTPrayeh.com, platform digital dalam wujud media warga. Itu menjadi momen bersejarah bagi perjuangan literasi di Indonesia. Barangkali, itulah untuk pertama kalinya, gerakan literasi bangsa yang diinisiasi oleh seorang Bupati, dari suatu wilayah di Kalimantan Utara, tapi dideklarasikan di Hotel Pullman, yang berada di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Di jantung ibu kota Indonesia.

Boleh jadi, terobosan yang dilakukan Yansen Tipa Padan tersebut, sejalan dengan membangun dari pinggiran yang digaungkan Presiden Joko Widodo. Maksudnya, meski gerakan literasi itu diinisiasi dari daerah terpencil Malinau, tapi diharapkan mampu menarik para content creator nasional untuk berpartisipasi di YTPrayeh.com. Hal itu tentu akan memotivasi tumbuhnya para content creator dari Malinau, Kalimantan Utara, juga dari berbagai wilayah lain di Indonesia. Semua akan berujung pada gerakan literasi bangsa secara nasional.      

Sekadar mengingatkan, dalam publikasi The World's Most Literate Nations tingkat literasi Indonesia berada di peringkat ke-60, dari 61 negara yang diteliti UNESCO selaku organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan PBB.  Hanya satu tingkat di atas Republik Botswana, sebuah negara di Afrika bagian selatan. Bacalah Literasi Baca Indonesia Rendah, Akses Baca Diduga Jadi Penyebab di kompas.com hari Minggu (23/06/2019) 07:01 WIB.

Kenapa saya menyebut Yansen Tipa Padan sebagai orang nomor satu di literasi bangsa? Karena ia tanpa henti memperjuangkan literasi, meski berada di daerah terpencil, meski jauh dari hiruk-pikuk ibu kota Indonesia. Malinau adalah kabupaten baru yang tertutup, terpencil, serta tertinggal. Ia tidak menyerah pada keadaan. Pada Senin (01/12/2014), misalnya, ia memaksa perusahaan jaringan telekomunikasi Telkomsel mengaktifkan tower di Desa Long Sule, satu dari 109 desa di pedalaman Malinau, Kalimantan Utara.

Membuka jaringan telekomunikasi adalah salah satu upaya Yansen Tipa Padan untuk meningkatkan literasi warga. "Telkomsel sudah pernah menjanjikan untuk memfungsikan tower ini. Tapi, tidak pernah ada hasil. Terpaksa kita yang jemput bola. Kalau menunggu, tahun depan juga tidak akan hidup," ujar Yansen TP di hadapan warga Desa Long Sule kala itu.

Yansen Tipa Padan (kanan) menobatkan Glory Rosary Oyong (kiri) sebagai Duta Literasi untuk meningkatkan literasi bangsa melalui media warga. Foto: isson khairul
Yansen Tipa Padan (kanan) menobatkan Glory Rosary Oyong (kiri) sebagai Duta Literasi untuk meningkatkan literasi bangsa melalui media warga. Foto: isson khairul

Sinyal untuk Literasi

Setidaknya, sudah ada 16 unit tower jaringan telekomunikasi yang tegak berdiri. Dengan kondisi demikian, 90 persen desa, khususnya di pedalaman Malinau, sudah dapat dijangkau oleh sinyal telepon genggam. Infrastruktur telekomunikasi tersebut tentulah akan mengerek tingkat literasi warga. Artinya, peluncuran YTPrayeh.com sebagai platform digital media warga, bukanlah sesuatu yang tiba-tiba. Tapi, bagian dari upaya gerakan literasi bangsa.   

Bukan hanya itu. Pada tahun 2014, Yansen TP menulis buku Revolusi dari Desa. Buku 180 halaman tersebut ditulis oleh Yansen TP, dengan editor Dodi Mawardi. Buku itu diterbitkan oleh Elex Media Komputindo, Kelompok Kompas Gramedia. Kemudian, pada Sabtu (08/11/2014), hampir 100 penulis Kompasiana mendiskusikan buku itu secara intens dengan Yansen Tipa Padan di Hotel Santika Premiere, Jalan KS Tubun, Palmerah, Jakarta Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2