Isson Khairul
Isson Khairul Jurnalis

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Video

Sugeng Teguh Santoso, dari Indonesia Police Watch ke DPRD Kota Bogor

17 September 2024   09:39 Diperbarui: 17 September 2024   09:41 211 2 1

PSI adalah partai kecil dan lemah. Sebagai partai, Sugeng Teguh Santoso menyebut, PSI kerap dilecehkan. Antara lain, oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), ketika PSI mengajukan diri mendukung Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024.

Hal yang sama juga diungkapkan politisi PSI lainnya, Ade Armando. PSI sudah berulang kali berusaha berkomunikasi atau menyatakan dukungan kepada Ganjar. Tidak pernah diterima. "Di media, statement-statement dari orang PDIP adalah cenderung melecehkan, merendahkan, tidak menganggap PSI ya," ujar Ade Armando, pada Kamis, 10 Agustus 2023.

Kenapa DPRD, bukan DPR RI

Pada Minggu, 15 September 2024 lalu, kami dari Komunitas Kandang Ayam mengadakan syukuran kecil-kecilan untuk Sugeng Teguh Santoso. Dengan nasi putih, sayur asem, ikan asin, lalapan pete, dan sambal, kami turut gembira atas terpilih serta dilantiknya Sugeng Teguh Santoso sebagai anggota DPRD Kota Bogor periode 2024-2029.

Ia dilantik bersama 50 anggota DPRD Kota Bogor lainnya, di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor, Jalan Pemuda, Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, pada Selasa, 27 Agustus 2024 lalu. Kami bertanya, kenapa ia memilih DPRD, bukan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia yang lebih mentereng?

Dengan santai, Sugeng Teguh Santoso menjawab, "Saya mengukur kapasitas saya, juga memahami potensi PSI sebagai partai yang masih baru." Sementara, kami kawan-kawannya di Komunitas Kandang Ayam menilai, Sugeng adalah sosok pejuang hukum yang sudah di level nasional.

Ada banyak kasus besar yang mencuat di tangan Indonesia Police Watch (IPW). Antara lain, kasus yang melibatkan mantan Ketua Propam Polri, Irjen Pol. Fredy Sambo, kasus pemberian dana hibah fiktif pengusaha Akidi Tio untuk Polda Sumatera Selatan, dan kasus Bank Jateng yang di dalamnya terkait nama mantan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.

Sampai di sini kita paham, Sugeng Teguh Santoso bukanlah sosok yang dengan mudah terlambung-lambung karena sudah mencuatkan kasus-kasus besar tersebut. Ia dengan jernih dan cermat, mampu memilah serta memilih sikap dalam menghadapi ranah komunitas, ranah hukum, dan ranah politik.

Bukan sekadar intuisi, tentunya. Tapi, kalkulasi yang cermat. Bahkan, ia mengaku, ia sama sekali tidak melakukan kampanye dalam konteks pencalonannya untuk menjadi anggota DPRD Kota Bogor 2024-2029. "Yang saya lakukan adalah menata dan mengefektifkan struktur serta jaringan partai hingga ke grassroots, akar rumput," ujar Sugeng Teguh Santoso.

Dalam hal itu, ia tidak memungkiri, rekam jejaknya sebagai anggota Komunitas Kandang Ayam, Ketua Indonesia Police Watch, dan Advokat yang senantiasa berpihak kepada "yang kecil dan yang lemah," memiliki andil besar hingga ia terpilih.

Ia berterima kasih kepada para pemilihnya, karena mereka adalah orang-orang yang senantiasa merawat kepekaan nurani. Dalam konteks "DPRD, bukan DPR RI," Sugeng Teguh Santoso rupanya tidak risau dengan masalah geografis tersebut. "Sebagai anggota DPRD Kota Bogor, saya akan menyuarakan sikap politik, yang relevan dengan masalah bangsa secara nasional," ungkap Sugeng Teguh Santoso meyakinkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3