Isson Khairul
Isson Khairul Jurnalis

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Musim Hujan "Positive Warning" untuk Layanan Transportasi Publik

11 Desember 2024   12:40 Diperbarui: 11 Desember 2024   12:40 148 2 1


Hujan di musim hujan, memberi pelajaran berharga kepada penyelenggara transportasi publik. Pada saat yang sama, menjadi ujian bagi pengguna. Positive Warning dari hujan, sangat patut disikapi dengan saksama, demi meningkatkan kualitas layanan publik.

Berbasah-basah dari Peron ke Peron 

Musim hujan menjadi ujian layanan transportasi publik. Foto: Isson Khairul
Musim hujan menjadi ujian layanan transportasi publik. Foto: Isson Khairul

Hujan di musim hujan, menjadi ujian bagi pengguna transportasi publik. Di Stasiun Bogor, Jawa Barat, misalnya, penumpang yang turun dari KAI Commuter di Peron 2, 3, 4, 5, 6, dan 7, terpaksa harus berbasah-basah untuk menuju pintu keluar di arah Timur maupun Barat. Karena, mereka harus melalui area yang tidak beratap.

Demikian pula dengan penumpang yang hendak memasuki KAI Commuter di sejumlah Peron tersebut. Mereka terpaksa berbasah-basah dari pintu masuk Timur maupun Barat, untuk sampai ke dalam KAI Commuter. Payung memang agak menolong, tapi nyatanya tak banyak penumpang yang siap sedia dengan alat pelindung tersebut.

Di Stasiun Jurangmangu, Tangerang Selatan, penumpang KAI Commuter juga terpaksa berbasah-basah saat naik dan turun dari kereta, meski mereka naik-turun di Peron yang beratap. Hal serupa juga dialami penumpang KAI Commuter, saat naik dan turun di Stasiun Sudimara, Tangerang Selatan. Padahal, mereka naik dan turun di Peron yang beratap.

Ujian berhujan-hujan yang dialami penumpang KAI Commuter di Stasiun Bogor, Stasiun Jurangmangu, dan Stasiun Sudimara tersebut, tentu merupakan positive warning untuk para pemangku kepentingan, dalam konteks layanan transportasi publik. Sudah waktunya pihak yang relevan mengevaluasi sarana dan pra-sarana layanan di dalam sejumlah stasiun.

Bahkan, di Stasiun Sudimara, hanya sebagian saja dari Peron yang sudah beratap. Selebihnya, hanya beratap langit. Karena sejumlah area tersebut merupakan bagian dalam stasiun, tentu KAI Commuter sebagai anak perusahaan Kereta Api Indonesia, bisa melakuan evaluasi secara internal.

Di luar area stasiun, juga ada positive warning dari hujan di musim hujan. Di Stasiun Depok Baru, Kota Depok, di pintu Timur maupun Barat, misalnya, selalu ada genangan air yang lumayan tinggi, tiap kali turun hujan. Genangan di pelataran stasiun tersebut, tentu menghambat penumpang KAI Commuter yang hendak melanjutkan perjalanan dengan moda angkutan umum lainnya. Demikian pula sebaliknya.

Hal serupa juga terjadi di pintu Barat Stasiun Cilebut, Kabupaten Bogor, yang langsung berbatasan dengan jalan umum. Tak ada pilihan lain, penumpang yang hendak masuk dan keluar stasiun ya terpaksa harus berbasah-basah. Sekali lagi, semua itu menjadi ujian bagi pengguna transportasi publik.     

Situasi di Stasiun Depok Baru dan di Stasiun Cilebut tersebut, boleh jadi bukan domain KAI Commuter. Karena, area yang dimaksud berada di luar bangunan stasiun. Tapi, dalam konteks layanan transportasi publik, positive warning dari hujan di musim hujan itu, sudah sepatutnya disikapi dengan saksama. Berkolaborasi dengan para pihak terkait.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3