Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.
Kehilangan, menyisakan ruang hampa. Aku berkali-kali kehilangan orang yang berarti dalam hidupku. Itu pula-lah sebabnya, aku kerap berpergian ke mana saja. Bukan untuk melupakan yang telah hilang. Tapi, untuk berdamai dengan waktu. Untuk meyakinkan diri, bahwa aku bisa terus melangkah mengarungi hari depan.
Bagiku, berpergian ke berbagai tempat, sesungguhnya adalah bagian dari perjalanan kehilangan. Seringkali, aku merasa sendirian. Tak butuh apa. Tak butuh siapa. Di sepanjang perjalanan, aku menikmati kesendirian itu. Melayang dalam angan, terbang bersama awan.
Beruntung, aku tak pernah merasa kesepian. Seperih apa pun hidup yang menimpa, kupilih untuk berdamai dengan diri sendiri. Rasanya, aku tak pernah curhat kepada siapa pun. Aku percaya, sebagai manusia, aku sudah dilengkapi beragam perangkat oleh semesta, untuk mengatasi segala hal yang kuhadapi.
Setidaknya, begitulah aku memahami diri, yang kemudian mendorong aku menciptakan lirik musik ini:
SERASA ENGKAU HIDUP KEMBALI
Rasanya, engkau hidup kembali. Seluruh poriku berhembus, menjadi oksigen di hari yang kerontang. Aku menahan diri untuk bertanya, di lapisan bumi yang mana engkau sembunyi. Di kutub yang mana engkau berada, hingga segalanya menjadi beku.
Tahu kah engkau, berkali musim kueja namamu di tiap spasi kata. Kadang berulang-ulang kusimak halaman yang sama, semata untuk menemu huruf terindah yang hendak kupersembahkan kepada hatimu. Kebekuan yang menahun ternyata tak kuasa mengikis impian.
Benarkah engkau hidup kembali? Itu bukan pertanyaan untukmu. Telah kupilih untuk tak bertanya, karena kutahu aku tak butuh jawaban. Aku merasa lebih nikmat berenang dalam angan-angan. Mengangankan engkau hidup kembali.
--
Lirik "Serasa Engkau Hidup Kembali" yang berwujud kata-kata tersebut, kemudian aku proses dengan aplikasi Suno Artificial intelligence (AI). Output-nya sih audio video. Tapi, aku hanya menggunakan audio-nya saja. Untuk video, aku gunakan hasil shooting-ku sendiri.