Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.
Sabtu, 4 Oktober 2025 lalu, klub Bina Mutiara berlaga dengan klub Bekasi FC. Lapangan rumput Pancoran Soccerr Field, Jakarta Selatan, siang itu lumayan menyengat. Ini merupakan lanjutan putaran kedua Liga Jakarta U-17 Piala Gubernur 2025.
Di sudut lapangan bagian barat, ada Maman Abdurrahman, mantan pemain Persija Jakarta, sekaligus mantan pemain timnas Indonesia. Maman dikenal sebagai bek tangguh yang disiplin, berani, serta bertalenta. Ia baru saja resmi menggantung sepatu pada 18 Juni 2025, setelah menempuh perjalanan panjang di lapangan hijau, selama lebih dari 20 tahun.
Pensiun sebagai pemain sepak bola, Maman Abdurrahman langsung didapuk menjadi pelatih di Persija Youth Development. Ini adalah wadah Persija Jakarta, yang membina orang-orang muda mengembangkan potensi diri melalui sepak bola, di beberapa segmen usia.
Kedatangan Maman Abdurrahman ke Liga Jakarta U-17 pada Sabtu siang itu, tentu bukan sesuatu yang ujug-ujug. Karena, jauh sebelumnya, Persija Jakarta selaku induk Persija Youth Development, sudah merangkul Liga Jakarta U-17 untuk bersama-sama membina tunas-tunas bangsa melalui sepak bola.
AdBoard Persija Jakarta pun sudah sejak lama menemani 18 klub peserta Liga Jakarta U-17 berlaga. Demikian pula halnya dengan adboard Bali United FC dan adboard Bhayangkara FC. Ini adalah bagian dari upaya bersama untuk membangun ekosistem persepakbolaan nasional.
Melalui tayangan live streaming Liga Jakarta U-17, Maman Abdurrahman berbagi cerita tentang dinamika melatih orang-orang muda main sepak bola. Di satu sisi, mereka memiliki semangat yang menggebu-gebu untuk latihan dan bertanding. Di sisi lain, emosi mereka masih labil, cepat berubah-ubah.
Maman Abdurrahman menyikapinya dengan kreatif. Ada saatnya ia menempatkan diri sebagai pelatih. Ada kalanya ia memosisikan diri sebagai orang tua dari mereka. Kadang malah menjadi teman ngobrol mereka. Menempatkan diri di saat yang tepat, itulah salah satu kunci sukses Maman Abdurrahman melatih telenta-talenta muda di Persija Youth Development.
Live streaming bincang-bincang sepak bola dengan Maman Abdurrahman ini, dilangsungkan di studio mini, di tepi lapangan Pancoran Soccerr Field. Ini melengkapi live streaming pertandingan, yang ditayangkan tiap pekan melalui channel YouTube Liga Muda Indonesia. Dengan demikian, Liga Jakarta U-17 mampu menjangkau publik yang lebih luas.
Sebagai pelatih, Maman juga senantiasa membesarkan hati para talenta muda. Menyambut mereka dengan antusias, setelah berlatih maupun berlaga. Menang memang menjadi target utama tiap klub, tapi tidak ada klub yang terus-menerus menang.
Menang dan kalah adalah kondisi yang melekat erat dengan sepak bola. Yang utama tentulah dari cara menyikapinya. Jika menang, tantangannya adalah berlatih lebih keras untuk mempertahankan kemenangan. Jika kalah, juga berlatih lebih keras, agar di laga berikutnya bisa meraih kemenangan.
Jakarta, 7 Oktober 2025