Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.
Klub Farama FC menjadi tonggak penting di putaran kedua Liga Jakarta U-17 Piala Gubernur 2025. Farama sekaligus menjadi cerminan, bagaimana seharusnya sebuah klub sepak bola menyikapi kompetisi penuh, seperti Liga Jakarta U-17 ini.
Di putaran pertama, Farama relatif stabil di papan tengah klasemen sementara Liga Jakarta U-17. Ketika itu, nampaknya Farama cukup bergantung kepada Waiz Khazindar, yang di putaran pertama total mencetak 7 gol. Ia menjadi pencetak gol terbanyak di klub Farama.
Di putaran kedua, Waiz Khazindar praktis tak pernah lagi bermain. Tapi, performa Farama terus meningkat secara progresif. Bahkan, pada laga Sabtu, 4 Oktober 2025, Farama secara gemilang mengalahkan ABC Wirayudha FC dengan score 3-1.
Bukan hanya meraih kemenangan, tapi Farama sekaligus melompat ke rangking ke-2 klasemen sementara Liga Jakarta U-17, dengan menggusur ABC Wirayudha yang sudah beberapa pekan bertengger di posisi ke-2 itu. Dalam hal ini, Farama menunjukkan, bahwa sebagai klub sepak bola, mereka tidak bergantung kepada seorang atau beberapa pemain saja.
Hal itu juga sekaligus menunjukkan, manajemen klub dan pelatih Farama, berhasil membangun soliditas di seluruh lini di lapangan. Spirit para pemain pun tumbuh dan berkembang. Tiap pemain mendapatkan keleluasaan untuk menampilkan performa terbaik masing-masing.
Di tabulasi ini, kita bisa mencermati progres Farama, dari sudut pandang skill individual pemain. Pada putaran pertama, ada 5 pemain Farama dari 50 Pemain Terpilih, dari total 540 pemain, dari 18 klub peserta liga ini. Salah satunya, Waiz Khazindar.
Di putaran kedua, ada 6 pemain Farama dari 61 Pemain Terpilih. Artinya, ada 2 pemain yang dinilai menonjol performanya, untuk bersanding dengan 4 pemain yang sudah terpilih sebelumnya. Detail nama mereka bisa dicermati di tabulasi ini.
Progres individual skill yang terjadi di Farama, sekali lagi, tak bisa dilepaskan dari soliditas manajemen klub, pelatih, pemain, serta orang tua para pemain Farama. Yang terutama, tentu saja, dari Aep Saepudin, pemilik Farama Football Club (FFC).
Haji Aep, demikian sapaannya di lapangan. Tiap kali Farama berlaga di Liga Jakarta U-17 di lapangan Pancoran Soccerr Field, Jakarta Selatan, Haji Aep senantiasa mendampingi. Ia dengan penuh kesabaran, selalu memotivasi pemain sekaligus pelatih, sebelum berlaga dan setelah berlaga.