Aku dan ayah mulai lapar, dan membuka bekal. Entah membawa makanan dari luar diperbolehkan atau tidak, tapi karena sebelum nya sudah ada yang makan bekalnya dan tidak ditegur petugas kereta, kami berkesimpulan kalau membawa makanan dari luar tidak dilarang.
Makan di kereta bisa tetap nyaman karena tersedia meja kecil yang tersembunyi dan bisa dibuka yang letaknya di dudukan tangan di kursi penumpang.
Aku sengaja membuat nasi goreng sendiri dengan lauk telur dadar dan galantin, serta kukemas ala cafe terkenal di Madiun.
Kalau beli di kereta harganya bisa sampai 40-50 ribu untuk spec seperti yang kubuat. Semoga suatu saat harga makanan di kereta bisa lebih bersahabat kalau memungkinkan.
Ternyata kereta api Gajayana melewati jalur Selatan, jadi setelah Yogyakarta tidak lewat Semarang, tapi melewati Stasiun Kutoarjo. Di Stasiun ini biasanya perjalanan saya berakhir kalau mudik Purworejo.
21.14 Stasiun Kutoarjo
Stasiun Kutoarjo adalah stasiun saat saya harus turun jika mudik ke Purworejo. Dari Madiun pukul 18.37 dan pukul 21.11 sudah sampai stasiun Kutoarjo adalah waktu yang singkat. Tidak sampai 3 jam sudah sampai.
Padahal kalau baik bis atau naik mobil pribadi, waktu tempuhnya sekitar 7-10 jam perjalanan. Dari tercepat sampai terlama. Ini berarti perjalanan menggunakan kereta api sangat menghemat waktu.
Setelah Stasiun Kutoarjo, saya mulai mengantuk dan memutuskan untuk tidur. Banyak stasiun terlewati, tapi saya sudah terlelap, meski sesekali masih mendengar keriuhan, tapi tubuh ini butuh menerima haknya untuk beristirahat dalam dinginnya AC kereta.
Tak terasa kereta sudah mendekati pemberhentian terakhir, Stasiun Gambir. Lagu Kicir-Kicir menyambut kedatangan kami memecah keheningan dini hari.
"Kicir-Kicir....ini lagunya." Eh, ternyata cuma instrumentalia, hehehe...