KS Story
KS Story Petani

Don't forget to smile today🙂!

Selanjutnya

Tutup

Video

Potret Kehidupan Episode 92 Nasihat Ayah-Ibu

22 April 2024   22:52 Diperbarui: 22 April 2024   23:07 571 2 0

"Jikalau engkau menemui teman atau siapapun yang menzalimimu, tak perlu kau balas. Jadilah orang yang waspada. Serahkan semua masalah pada pengadilan Allah, karena sangat sulit mencari keadilan di dunia ini. Keadilan itu hanyalah milik Allah. Yang terpenting tebarkan selalu kebaikan dimana pun kau berada dengan tulus dan ikhlas, jadikan hidup yang singkat ini berguna untuk orang lain, insyaallah kelak kau akan menuai hasil yang penuh berkah."

"Dalam menjemput rezeki, carilah yang halal, walaupun sedikit hasilnya asal barokah akan membuat hidupmu damai bahagia, tak perlu silau dengan tahta-harta di dunia karena itu hanya sementara, yang kekal di akhirat tempatnya. 

"Wanita yang cantik itu banyak, KS. Tapi tidak semua bisa membawa dan menghargai diri. Cantik fisik belum tentu cantik hati. Jaga baik-baik karena itu sesuatu yang sangat berharga buatmu."

"KS, jika suamimu insinyur juga, Ayah jauh akan lebih bangga jika kau yang insinyur.". Hehehe. Ayah tertawa di dalam perjalanan kami menuju Jogjakarta. Kami berangkat pakai mobil kijang grand ekstra abangku Asep dari Pekanbaru kala itu. Kebetulan juga, kami hendak ke Pekalongan menuju kampung istrinya."

Lagi-lagi Ayah ceramah. Ha-ha. Sedangkan aku celingak celinguk melihat pemandangan indah diperjalanan antara Pulau Sumatra dan Pulau Jawa. Begitu cara aku belajar, sukanya sambil bermain-main sambil mendengarkan. Seringkali teguran itu, muncul di tengah percakapan. "Allloow KS, masih mendengar ga nih?". Ya pastilah mendengarkan.

"Dunia itu semakin dikejar semakin berlari, jangan terlalu berambisi mengejar duniamu karena ia takkan ada habisnya. Banyak-banyaklah bersyukur dan berbagi dalam hidup ini. Sesungguhnya kekayaan dan kebahagiaan yang hakiki ada di dalam hati."

"Ayah dan Ibu akan selalu berdoa yang terbaik untukmu, KS. Semua perjuangan ini akan berbuah manis jika kau berusaha dengan sungguh-sungguh. Yakinlah."

Begitulah nasehat dari orangtuaku dahulu, sepanjang perjalanan dari Riau ke Jogjakarta. Yang sekarang kuwariskan nasehat itu, kepada putriku, Kak Aya.

Dengar ya Kak Aya....,

"Walaupun aku lahir di keluarga yang amat sederhana, tapi mimpiku tidak sederhana. Aku mempunyai mimpi besar, amat besar untuk gadis biasa sepertiku yang lahir sebuah desa kecil bernama Lubuk Jambi, Provinsi Riau."

"Mimpi yang menggaung hebat dibenakku: sekolah tinggi dan menjadi sukses, kudapat dari Ayahku. Sedangkan Ibuku, dia mewarisi semua keuletannya dari sosok nenekku. Mereka perempuan terampil, dan bisa dibilang istri yang didambakan banyak orang. Kemandirian akan menjaga harga diri kita seorang perempuan, Kak Aya. Dan selalulah bersyukur pada Tuhan yang mengiringi perjalanan hidup kelak menuju mimpi-mimpi besarmu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3