KS Story
KS Story Petani

Don't forget to smile today🙂!

Selanjutnya

Tutup

Video

Potret Kehidupan Episode 100 Tumbuh Bersama

10 Mei 2024   04:04 Diperbarui: 10 Mei 2024   05:43 290 0 0

Input sumber gambar
Input sumber gambar


Potret Kehidupan Episode 100

Tumbuh Bersama

Begitulah. Saya mengerti dia, dia mengerti saya. Dia tidak mencari kekurangan, tapi dia menerima kekurangan. Begitu juga sebaliknya. Apa yang harus saya tau adalah dia juga manusia biasa. Kesalahan dan kekurangan pasti melekat di dirinya. Tapi saya tidak mempersoalkan itu sampai menjadi sebuah masalah.

Konon katanya; "Hanya mereka yang tidak pernah membuat panjang dan lama sebuah pertengkaran, mereka tumbuh bersama waktu. Mereka cepat baikan, mereka cepat pula saling memaafkan. Dan mereka, mudah juga saling bercanda dan tertawa kembali."

Kami tidak sedang difase "apasih kekuranganku menurutmu sayang?". Kami udah tua. So, kami udah ga ngebahas perkara cocok-cocokin lagi. Kami tidak akan pernah membahas "Ih, kamu kuq kalo diajak ngobrol ngga nyambung sih, lola loading lama, telmi telat mikir, kamu tuh ngga nyambung tau nggak?". Percakapan kayak gini tu enggak pernah ada diantara kami, sejak awal. Enggak yang seperti saya ke yang lain. 

Saya masih ingat puluhan tahun lalu, pernah ada ngomong seperti itu ke beberapa lelaki, mungkin dia tersinggung kali yaa. Kesel saya, karena dia ga nyambung tu. Jadi saya ndak paham aja ngomong sama dia, illfeel saya jadinya. Sampai orang tua saya marah sama saya dan bilang, katanya saya sepertinya akan lambat dapat jodoh. Karena banyak ga cocoknya. Ada beberapa laki-laki yang walaupun di atas kertas bisa cocok, kenyataannya jauh. Ha-ha-ha.

Saya juga ingat kalo dulu tu pernah ketemu dengan seorang laki-laki yang dari luar oke, namun perasaan saya tidak enak setiap ketemu dia. Lha piye? Yang namanya perasaan emang ga bisa dipaksakan. Saya tidak tahu kenapa, jadi saya tidak hiraukan laki-laki yang hanya dari luar oke. Pokoknya perasaan saya tidak enak setiap ketemu dia. Usut punya usut, ternyata dia banyak berbohongnya. Wkwka.

Jelas, saya dulu masih muda dan amat naif. Saya kan dari kecil emang punya teman sedikit sekali perempuan. Kebanyakan lanang. Jadi, ada juga tuh cah lanang yang saya juga bosan sekali setiap mengobrol, karena dia itu dodol dan dia tau padahal sudah jelas-jelas dia itu tidak akan baik untuk jadi teman saya. Baiknya jaga jarak. Daripada dianya bakalan dimarah-marahin terus karena dodolnya, ga mau improvisasi diri, kasian juga lah dia kan..., jika saya omelin terus. Akhirnya, saya terlalu sering diberi saran oleh orang yang nurut saya itu ngaco."KS, kalau mau yang 100% cocok pasti tidak ada. Harus cocok-cocokin. Harus diperjuangin". "Yaah, klo cuma teman biasa sih ga apa-apa di cocok-cocokin. Kalo teman tidur seumur hidup, masa harus diperjuangin sih yang enggak cocok itu?". Saya jawab;  "Saya butuh waktu lah pastinya, agar ketemu pasangan hidup yang klik". Sampai kemudian saya bertemu dengan dia ini, yang 18 tahun lalu telah ditakdirkan Tuhan untuk jadi suami saya. 

Dengan dia, dari pertama ngobrol saya bisa nyambung 7 jam. Hebatnya. Kami tidak pernah kehabisan bahan obrolan. Dari awal ketemu, saya sudah yakin dia orang yang klik. Karena setiap saya kebentur tugas menggambar teknik dan mekanika rekayasa 123, saya belajar padanya, selesai seketika olehnya. Wah saya benar-benar kagum padanya, ngalir ajah itu perasaan cinta. Dalam hati dulu ya hebat sekali ini orang, selalu bisa apa yang enggak saya bisa. Setelah itu kami memutuskan untuk pacaran. Tak terasa sudah bertahun-tahun kami membahas banyak tentang masa depan. Dibahas tok, ha-ha-ha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4