KS Story
KS Story Petani

Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)

Selanjutnya

Tutup

Video

Pejuang Mimpi Episode 80 Fakta Anak Memiliki Bakat Berbisnis, Gen Atau Kebetulan?

10 Mei 2025   16:01 Diperbarui: 10 Mei 2025   16:06 58 1 1

KS Garden
KS Garden




Pejuang Mimpi Episode 80
Fakta Anak Memiliki Bakat Berbisnis, Gen Atau Kebetulan?

*Apa tanda anak berbakat dalam berbisnis?*
Ada studi yang dilakukan NeuroImage. Ia menyebutkan bahwa kemampuan yang dimiliki anak dipengaruhi oleh struktur otak. Peneliti tersebut menemukan bahwa orang yang memiliki kemampuan seni atau bakat tertentu, misalkan menggambar memiliki lebih banyak saraf yang berlokasi di area otak yang berhubungan dengan kemampuan motorik dan visual.

*Jadi, apakah bakat anak merupakan genetik atau hanya kebetulan semata?* Hehehe.
Mari kita teliti dulu dua anak ini! Anak dalam video pertama adalah Enji. Dia putra saya. Anak dalam video kedua adalah Zain, dia sepupu Enji. Saya mau cerita fakta tentang bakat anak, gen atau kebetulan. Apakah di dalam diri dua anak ini terdapat bakat untuk berbisnis? Lihat aja ekspresi mereka dalam videoklip terbaru KS, ya!

Setiap anak, memiliki kemampuan yang berbeda. Ada yang bisa menggambar, bernyanyi, menulis, dan kemampuan lainnya. Pertanyaan apakah kemampuan itu genetik atau kebetulan? Ini yang masih banyak diperdebatkan. Bakat anak bisa muncul berkat beberapa kemungkinan. Bisa dari genetik, kebetulan, ataupun kombinasi keduanya. Apa itu kombinasi keduanya?

Kombinasi Genetik dan Kebetulan. Pada kenyataannya, apa pun bakat anak entah itu seni maupun science bukan hanya karena faktor genetik atau kebetulan. Melainkan kombinasi antara keduanya. Dengan memiliki bakat karena genetik, anak bisa mempelajari sesuatu dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan yang lainnya.

Saya dan adik saya mencoba melatih anak agar berani tampil di depan publik sejak dini. Karena dalam masa pertumbuhan anak-anak, kami merasa anak-anak perlu dilatih untuk berani tampil di depan publik. Ini sangat bermanfaat untuk pembentukan karakter mereka. Hal ini juga disampaikan Psikolog anak Saskhya Aulia Prima. Menurutnya, anak dilatih untuk bisa public performance bukan untuk menjadi artis atau model, tapi karena kebutuhan bagi mereka sendiri dalam memupuk karakter positif. Sama seperti mengajarkan mereka untuk latihan presentasi, itu melatih untuk manajemen emosi. Dan bagaimana cara berbicara di depan umum..., hal ini tentunya akan membentuk kepercayaan diri anak dan keterampilan sosialnya serta komunikasi yang lebih baik pada diri mereka.

Setiap anak, adalah bintang bagi para orangtuanya. Yang nantinya mereka akan tampil di depan orang lain, baik secara daring maupun luring. Orangtua perlu mengeksplorasi dan mengobservasi apa yang diminati anak karena mereka masih dalam masa pertumbuhan. Kita fasilitasi apa yang mereka suka..., dan bagaimana mereka bisa menampilkan dirinya.

Misalnya Ji putra saya, kedapatan nyanyi saat usianya masih 3th. Bisa dicoba klo iya bisa, tampil di acara perpisahan kakaknya di Sekolah Taman Kanak-Kanak. Begitu juga, klo iya Ji suka tani, coba dilihat bagaimana ekspresinya dikebun. Senangkah ia..., tahukah ia apa yang harus ia lakukan? Itu, muncul dari dirinya sendiri. Terus Zain, sepupu Enji. Saya mau tes bagaimana ia mengekspresikan dirinya dalam menjual sebuah mobil. Lucu ya Zain, ga ada di format-format. Itu lahir dari dirinya sendiri akan pemahamannya terhadap sesuatu produk.

Selain itu, bicara itu juga ada seninya. Itulah yang saya sebut tadi, kombinasi antara genetik dan kebetulan. Iya kebetulan. Kebetulan anak-anak kami selain genetika, memiliki bakat. Mereka mempelajari sesuatu dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan yang lainnya. Karena apa? Karena pemahamannya terhadap sesuatu. Gimana kalo dengan praktek? Bukan cuma sekedar omongan doang. Cobaak kalo iya bisa nyanyi, dan cobaak kalo iya bisa tampil di depan umum. Kita sebagai orang tua tu, harus nantang gituuu!

Intinya adalah, orangtua membiasakan anak untuk mempresentasikan dirinya semampunya. Namun tetap jangan lupa bahwa mereka masih anak-anak, jangan sampai kita tuh menjadikan mereka layaknya profesional yang sedang merintis karier hahaha. Ini adalah kegiatan tambahan saja, ya gaees yaa!

*Bagaimana cara kamu mengetahui bakat anak?* Begini. Sebenarnya, yang bisa diketahui bukanlah bakat anak, melainkan potensi bakatnya. Nah, untuk mengetahui apa potensi bakat anak, saya membiarkan anak bereksplorasi. Untuk apa? Untuk menemukan apa potensi bakat anak, agar ia melakukan aktivitas apa pun yang ia mau. Saya menghindari memberikan perintah tentang apa yang harus ia lakukan dan ia sukai. Jika anak tertarik dengan aktivitas tertentu, saya beri kesempatan ia untuk melakukan aktivitas tersebut. Dan jika ia bertanya, baru saya berikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dipahami.

Saya mengamati aktivitas anak. Setelah anak melakukan aktivitas, saya bisa bertanya kepada dirinya tentang pengalamannya dalam melakukan aktivitas tersebut. Saya juga bisa mengamati perilaku anak sebelum..., selama..., dan setelah beraktivitas. Apakah dirinya menikmati aktivitas tersebut atau tidak? Jika ia tidak terlihat menikmati aktivitasnya, saya bisa membiarkannya melakukan aktivitas lain. Begitu, ya gaees yaaa!

Saya asah kemampuan anak. Bila saya sudah mengetahui aktivitas apa yang anak sukai, saya dapat mengasah lebih dalam kemampuannya. Misalkan, jika Ji menunjukkan ketertarikannya dengan sebuah permainan seperti bola, saya bisa membelikan anak bola kaki, sepatu bola..., baju bola, kaus kaki atau memasukkan Ji ke kelas bola. Berikan apresiasi pada upayanya. Ketika anak saya sedang bekerja keras saat melakukan bakatnya, saya tentu perlu memberikan apresiasi. Hal tersebut bisa berupa pujian ataupun hadiah. Perlu dipahami juga, ketika memuji usaha anak, ia lebih cenderung mengambil risiko, membuat kesalahan, dan belajar dari itu. Dengan memuji upaya bakatnya langkah demi langkah, secara tidak langsung saya juga akan meningkatkan atau mengasah bakat anak.

Saya ciptakan peluang untuk mengembangkan bakat anak sejak dini! Sebisa mungkin, saya ikut sertakan anak dalam acara yang dapat memaksimalkan bakatnya. Misalnya memintanya tampil di acara tertentu, mengikuti lomba atau pertandingan. Dengan begitu, anak semakin percaya diri dan dapat fokus pada bakatnya sebagai peluang yang baik.

Mengembangkan potensi anak, adalah upaya saya mempersiapkan mereka menjadi pemimpin masa depan yang matang dan percaya diri. Sehingga ketika mereka menjadi warga dunia, mereka memiliki tujuan yang kuat. Saya tidak hanya fokus pada akademis, tapi juga non akademis seperti minat dan bakat mereka. Tetap yang paham anak itu adalah orangtua sendiri. Pihak sekolah berperan sebagai pendukung dalam proses pendidikan.

Jika suatu bakat tidak diasah, maka kemampuan yang dimiliki anak tidak akan mengalami peningkatan. Bahkan bisa dikalahkan oleh orang yang dianggap tidak berbakat, tapi memiliki keinginan kuat dan rajin berlatih untuk bisa. Maka bisa dibilang, bakat anak bukan hanya sekedar genetik atau kebetulan, melainkan bakat yang dipelajari. Menjadi artistik atau kreatif dikaitkan dengan sifat kepribadian yang terbuka terhadap pengalaman.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada fondasi neurobiologis untuk individu yang kreatif. Berdasarkan semua informasi yang tersedia, sangat mungkin bahwa kapasitas bakat anak dibentuk oleh pengaruh genetik.  
Sementara itu, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Personality, ditemukan bahwa meskipun genetika dan lingkungan yang kebetulan berkontribusi pada hubungan antara bakat anak, genetika tampaknya memainkan peran yang lebih besar secara keseluruhan.

Namun, seperti yang sudah disebutkan, __hal tersebut tetap perlu diasah lagi. Dengan kata lain, bukan berarti anak yang tidak memiliki genetik bakat dan seni tidak mampu memiliki kemampuan di satu bidang. Kembali lagi pada pengalaman anak. Bakat anak yang didapatkan secara genetik tetap perlu diasah sedemikian rupa. Karena mereka bisa saja bersaing dengan anak yang yang tidak memiliki bakat secara genetik, tapi berkeinginan kuat untuk berlatih dan sungguh-sungguh. Itu!

Terus, apa tuh namanya. Jika saya ingin mengetahui, apakah di dalam diri anak terdapat bakat untuk berbisnis, saya kenali potensi diri anak. Dengan begitu, saya akan mengetahui bakat apa yang dimilikinya.
Secara umum, tanda anak yang memiliki bakat berbisnis akan terlihat pada dirinya. Ia selalu bersemangat. Jika sikap yang muncul malah merasa malas, tidak bersemangat, cepat bosan, dan mudah menyerah, maka ini salah satu tanda anak memang tidak berbakat dalam bisnis. Anak mungkin kurang cocok jadi pebisnis.

Rata-rata anak pedagang dan pengusaha pandai berkomunikasi. Karena bisnis banyak terhubung dengan banyak pihak, termasuk dengan pelanggan. Karena itu juga, anak memiliki bakat komunikasi yang baik dan ramah, serta mudah dimengerti oleh semua orang. Komunikasi anak yang baik akan berpengaruh terhadap perkembangan bisnis orang tua ke depan. Inilah yang disebut proses regenerasi bisnis. Anak yang memiliki banyak ide, biasanya disertai dengan ide yang kreatif. Ide kreatif anak akan memberikan sentuhan baru pada bisnis orang tua yang sedang di jalankan.

Ji selalu diajak bapaknya dalam apapun bisnisnya. Ji selalu ingin menimba ilmu. Saya katakan padanya, berbisnis tidak hanya masalah menjual produk dan mendapatkan keuntungan saja. Untuk bisnis yang lebih kuat dan dapat berlangsung lama, bisnis perlu dipelajari. Saya sebagai orang tua yang juga besar di kaki lima, saya pastikan anak saya selalu harus menimba banyak ilmu tentang bisnis yang saya jalankan. Dengan menimba ilmu lebih dalam lagi, keahlian anak sebagai generasi kedua dalam bisnis juga akan lebih maksimal. Tak lupa pula ajarkan anak agar rendah hati dan dermawan. Sifat rendah hati dan dermawan juga penting untuk dimiliki oleh para pebisnis. Bakat seperti ini sepertinya tidak semua orang memilikinya, namun sebaiknya pebisnis yang sejati, adalah yang rendah hati dan dermawan. Tahukah kamu? Kebanyakan pebisnis sukses adalah orang yang rendah hati sikapnya dan juga dermawan terhadap sesama? Tahu...tahu.

Melihat perkembangan ekonomi terutama di bidang bisnis, sepertinya semakin banyak orang yang berhasil menjalankan bisnis dengan hasil yang mengesankan. Ada mungkin yang masih awam dalam hal bisnis sekilas berkesimpulan, mungkin mereka memang berbakat dalam hal bisnis sehingga usaha yang mereka lakukan akan berakhir dengan sukses. Hehehe. Bisa dibilang sebagian besar pengusaha yang sukses memang pandai dalam menjalankan usaha atau bisnisnya tersebut. Selain itu, mereka juga memang berbakat dan bakatnya ini sudah ada dalam dirinya sejak ia masih kecil.

Konon, hanya sedikit orang di dunia ini yang benar-benar memiliki jiwa sebagai pengusaha sejati. Yang mau jadi pengusaha, banyaaak. Faktanya, hanya kurang gigih dan ga fokus aja. Sedangkan anak yang berbakat jadi pengusaha, ia gigih.., ia fokus, ia tak menyerah. Ia tahu persis apa yang diinginkannya, dan akan melakukan usaha apapun yang dibutuhkan untuk mendapatkannya. Bahkan, jika ia menemui kegagalan pun atau situasi yang tidak menguntungkan, ia tidak berhenti untuk terus mencoba menggapai mimpinya.

Fakta anak memiliki bakat berbisnis, ini tandanya! Ia sangat kreatif bila dibandingkan dengan anak lain pada umumnya. Anak yang berbakat jadi pengusaha cenderung melihat dunia dan segala permasalahannya dari sudut pandang yang unik. Ia juga banyak bertanya untuk memuaskan rasa ingin tahunya yang besar. Ia tidak begitu saja menerima apa yang sudah ada, tapi secara alami dapat menemukan cara kreatif untuk membuat suatu hal menjadi lebih baik, menarik, dan bermanfaat.

Ia mengerti konsep pendapatan dan pengeluaran, jelas keliatan berbeda dengan anak lain. Bukan pelit atau apa. Anak berbakat jadi pengusaha sudah memiliki konsep finansial yang lebih kompleks sejak dini. Bila pada umumnya anak sekolah sekedar menerima uang saku dari orang tua, anak berbakat jadi pengusaha sudah memiliki konsep finansial yang lebih kompleks, kayak Ji dan sepupu satria lainnya. Ia rela panas-panasan demi mendapatkan upah dari uang panen di kebun. Tanpa disuruh-suruh ya gaees, yaach! Pun, ia tahu kalau harus menyisihkan uang sakunya selama satu minggu untuk bisa membeli buku komik, atau mulai bernegosiasi dengan saya untuk mendapatkan uang saku ekstra sebagai imbalan mengerjakan tugas rumah tambahan.

Fakta lainnya. Anak yang berbakat dalam berbisnis, ia senang berjualan. Saya tentu tahu betul, tidak semua orang memiliki bakat atau keinginan untuk berjualan. Nah, anak yang berbakat jadi pengusaha biasanya lebih jeli melihat kesempatan bisnis dan senang mendapatkan uang tambahan dari berjualan.
Ia sama sekali tidak gengsi dan justru bangga bila sukses berjualan, bahkan walau yang dijualnya barang sederhana seperti stiker, bola, kaus kaki, topi, bahkan permen. Dan jika anak perempuan ia senang berjualan jepit rambut, atau pensil. Ia juga sudah tahu kalau barang jualan itu..., tidak boleh dihutangkan. Nah lho!

Anak tumbuh menjadi bisa memotivasi diri sendiri..., berbeda dengan anak lainnya. Sederhana saja contohnya. Coba kita perhatikan, apa anak bisa mengerjakan PR tanpa harus disuruh? Kalau iya, itu artinya ia memiliki motivasi diri yang kuat dan berpikiran maju. Hal tersebut adalah kualitas penting yang harus dimiliki oleh setiap pengusaha sukses.

Belajar dari kesalahannya. Anak berbakat jadi pengusaha, cenderung melihat kesalahan sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri agar bisa mendapatkan hasil yang lebih baik di masa depan. Ketimbang berlama-lama larut dalam perasaan sedih atau kecewa, ia lebih suka menghabiskan waktunya dengan bereksperimen dan berkreasi untuk memperbaiki kesalahannya.

Selanjutnya, ia senang membantu orang lain.
Tahukah kamu? Kalau sebagian besar bisnis yang dirintis oleh anak sekolah ternyata dilatarbelakangi oleh keinginan untuk membantu atau meringankan beban orang lain? Itulah fakta tentang anak berbakat jadi pengusaha. Sebenarnya sudah bisa terlihat sejak dia masih berusia sekolah. Bagaimana gaees, apakah anak kamu menunjukkan tanda anak berbakat jadi pengusaha?

Orang tua mana sih..., yang tidak mau punya anak berbakat jadi pengusaha sukses ya, gaees yaa? Apalagi melihat semakin banyaknya sekolah yang menerapkan pengajaran bisnis sejak usia dini. Oleh sebab itu, jiwa kewirausahaan yang diberikan kepada anak sejak dini semakin dipandang sebagai kualitas diri yang dapat mendukung kesuksesan hidup anak di masa depan.

Mari dukung dan kembangkan bakat bisnis pada anak! Bakat bisnis biasanya dapat dilihat sejak kecil. Seperti Zain yang bakat bisnisnya telah terlihat sejak usianya 7 tahun. Dengan memiliki jiwa bisnis, anak dapat tumbuh menjadi anak yang lebih mandiri, mampu berpikir kreatif dan inovatif, serta lebih menghargai uang. Mari tanamkan dan asah jiwa bisnis pada anak! Dan lakukan secara perlahan dan penuh kesabaran karena anak tentu sangat membutuhkan bimbingan dan arahan dari orang tua.

Anak-anak yang memiliki bakat bisnis biasanya dapat terlihat dari hal yang sering mereka lakukan seperti mengambil setiap kesempatan yang ada di depan matanya untuk menghasilkan uang tambahan semacam menjual camilan ringan..., kerajinan tangan, dan lain sebagainya. Ciri lain dari anak yang memiliki bakat bisnis adalah kemandirian sejak dini, kreativitas tanpa batas, tekun, dan juga percaya diri yang tinggi.

Namun, tak ada bakat yang berkembang jika tidak diasah. Kita tumbuhkan rasa percaya diri anak..., bahkan ketika anak sangat pemalu ketika masih kecil. Untuk menumbuhkan dan mengembangkan bakat bisnis anak..., kita harus mulai memintanya untuk berinteraksi dengan orang lain dan tampil lebih percaya diri untuk menghilangkan rasa malu dalam dirinya.

Saya membantu anak menentukan targetnya.
Saya pinta anak untuk menulis daftar target yang ingin ia capai. Dengan menuliskan target, anak-anak akan lebih fokus untuk mencapainya dan memudahkan mereka untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan. Daripada hanya memikirkan dan membicarakan, menulis target dapat membuat target tercapai hingga 80% dari yang telah ditentukan. Selain itu, saya coba ajarkan anak untuk membuat beberapa rencana yang bisa dijalankan untuk mencapai target yang telah ditentukan.

Saya melibatkan anak dalam bisnis. Anak akan melihat dan meniru apa yang orang tuanya lakukan. "Like father like son. Like mother like daughter". Oleh karena itu, berikan mereka contoh berbisnis yang baik dan libatkan mereka dalam bisnis kita. Saya buat kesepakatan dengan anak, mengenai jenis pekerjaan yang harus ia lakukan dan beri ia upah dari setiap yang ia kerjakan. Hal ini dapat memberikan pengalaman bagi anak sebagai pekerja sekaligus mengajari anak untuk lebih menghargai uang yang anak dapatkan.

Saya mengajak anak berdiskusi juga. Memang sih..., untuk melatih anak berbisnis bukanlah hal yang mudah. Namun kita dapat melatihnya dengan cara yang mengasyikkan. Saya beri anak tugas untuk mencari informasi mengenai harga barang yang pasar butuhkan. Dari hasil informasi yang telah mereka dapatkan, saya jadikan informasi tersebut sebagai bahan diskusi. Semacam, "Berapa harga cabai di pasar hari ini, kakaak?". "Dan kamu, Ji! Ambil uang pepaya di toko buah TekNi, five minute again!". Libatkan anak dalam diskusi kecil ditengah keluarga. Selain membuat suasana menjadi akrab, berdiskusi dalam keluarga juga dapat melatih komunikasi dengan baik. Mengemukakan pendapat, menarik kesimpulan, hingga membiasakan diri untuk mengikuti perkembangan ekonomi. Sebagai orang tua, kita juga harus memberikan anak arahan, mengenai cara berkomunikasi yang baik dengan orang lain. Anak yang terbiasa berpendapat, akan lebih mudah mengutarakan ide dan gagasan yang ia miliki.

Mari dukung ide dan inovasi anak! Tak ada bisnis yang dapat bertahan lama dalam persaingan tanpa adanya ide dan inovasi baru. Ide terbaik dari pengusaha dihasilkan dari sebuah ruangan untuk berpikir kreatif. Disinilah peran kita sebagai orang tua, buatlah sebuah ruang bermain yang bisa meningkatkan kreativitas anak. Berkebun misalnya. Saya juga memberikan saran untuk menghindari membeli mainan saat anak merasa bosan. Dengan tidak membelikannya mainan, saya dapat mulai mengajarinya membuat mainan sendiri. Proses ini secara tidak langsung juga dapat mengajarkan anak-anak untuk memecahkan masalah mereka, membantu kreativitas dan juga rasa inisiatif mereka.

Saya ajarkan anak untuk menerima kegagalan. Banyak orang yang bilang, bahwa kegagalan merupakan awal di mana akan ada sebuah keberhasilan. Ada ungkapan bahwa berbisnis bukanlah hanya tentang kesuksesan, tapi berbisnis juga merupakan cara hidup dan cara berpikir seseorang. Ketika yang tertanam pada diri kita adalah berbisnis merupakan cara untuk mendapat kesuksesan dan menghasilkan uang yang banyak, jangan heran bila kegagalan akan datang.

Saya dan suami saya mengalami juga kegagalan bisnis, entah sudah berapa kali. Ga terhitung. Tapi saat itu anak-anak saya dapat belajar dari kegagalan itu. Mereka dapat memperluas karakter mereka untuk berpikir lebih kreatif mengenai cara mencapai sesuatu yang sulit. Saya ajarkan mereka untuk siap menghadapi kegagalan dan berani menghadapi berbagai risiko yang akan didapatkan. Kemampuan berbisnis dapat dilatih dan diasah melalui hal hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Jika hal-hal tersebut sudah ditanamkan dalam diri anak, maka anak tersebut akan lebih siap secara mental dalam menjalani bisnis. Tidak hanya kemampuan diri, tahap selanjutnya akan dibutuhkan penunjang dalam menjalani dan mengelola bisnis secara lebih maksimal.  

*Jadi..., fakta anak memiliki bakat berbisnis, gen atau kebetulan?* Bakat anak bisa muncul berkat beberapa kemungkinan. Bisa dari genetik, kebetulan, ataupun kombinasi keduanya. Bakat berbisnis bisa diasah. Tidak semua bakat tadi merupakan alami dan ada sejak lahir. Beberapa bakat yang muncul juga bisa maksimal karena memang diasah. Anak yang membiasakan dirinya untuk menjalani sikap tadi, secara otomatis akan terasah dan akhirnya menjadi bakat yang tertanam dalam dirinya.

Sekian, fakta tentang bakat anak! See u...

#KSStory  #KSMotivasi  #KSFamily
#KSLifestyle #Parenting
#PejuangMimpi #Episode80
#FaktaTentangBakatAnak
#GenAtauKebetulan