KS Story
KS Story Petani

Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)

Selanjutnya

Tutup

Video

Tidak Bersaing Dengan Siapapun

11 Oktober 2025   01:27 Diperbarui: 11 Oktober 2025   01:30 121 1 0

Kuingin Bercerita Episode 2
Kuingin Bercerita Episode 2



Kuingin Bercerita Episode 2
Tidak Bersaing Dengan Siapapun

Dalam beberapa budaya, bersaing dianggap sebagai tanda ambisi, kekuasaan, dan kekuatan. Sebagian besar dari kita tumbuh besar dengan mendengar perbandingan terus-menerus, yang kemudian menjadi kebiasaan selama masa dewasa kita. Semacam ada pertanyaan dalam diri seseorang..., "Apakah saya terlihat lebih hebat darinya? Ya iya, saya ingin lebih diakui". "Berapa sih, penghasilannya? Ah, saya mau lebih tinggi lah dari dia". "Di mana dia tinggal? Saya juga ingin rumah yang setidaknya sebesar itu". Bla-blablablaa, dan sebagainya. Hingga..., tidak ada seorang pun yang benar-benar menghargai bakat individu.

Akibat pengondisian ini, saya akhirnya berjuang melawan masalah harga diri yang serius selama bertahun-tahun. Sebagai seorang perempuan yang tidak lagi baru dalam bekerja, saya pun juga tidak menganggap diri saya cukup baik..., cukup cantik..., cukup pintar, atau cukup sukses. Tapi saya sudah mati-matian berusaha untuk menjadi bermanfaat, bukan untuk menjadi sempurna.

Saya ini sebenarnya anak pendiam, hiks...! Tidak banyak tingkah awalnya..., berusaha baik ke orang lain. Tapi jika ada orang yang benci tanpa sebab, dan saya selalu dirasanya salah, ya the first mungkin yang harus saya latih adalah belajar menerima kenyataan. Saya menerima kenyataan kuq, bahwa saya mungkin nggak bisa membatasi pikiran orang itu. Artinya, saya yang harus bisa intropeksi diri. Tapi ketika saya nggak salah apa-apa, orang itu tetap ga suka cara pandang saya..., ya sudah. Sakarepmu lah, EGP cuiiih!

Orang-orang akan ingat terus ini. Silakan mendahului saya, dari sisi dan arah manapun. Jangan membandingkan apapun dengan saya..., let it go! Saya lagi tidak sedang bersaing dengan siapapun. Kau punya cerita sendiri, begitu juga dengan saya. Saya bersyukur dan menikmati hidup saya sendiri, __apapun ceritanya. Saya sedang tidak berlomba dan bersaing dengan siapapun untuk menjadi orang yang sempurna. Tapi saya hanya terobsesi menjadi ibu yang BAHAGIA..., istri yang WARAS, wanita yang KUAT, anak yang MANDIRI, work women yang TEGAS tapi baik hati, dan menjadi manusia yang menguasai ilmu seninya kehidupan.

Saya tidak mudah berbunga-bunga jika hanya untuk di puji, biar bantuan turun haha. Orang-orang tahu itu. Saya tidak perlu show off, ini lho saya. Saya bukan tipe yang begitu itu. Jadi diri sendiri aja, jika saya menghasilkan sebuah prestasi yang signifikan, __orang-orang akan mengenal saya dan mendengar saya. Saya berani untuk tidak disukai, dan saya tetap percaya diri. Saya berani menatap mata lawan bicara saya..., dan saya membicarakan perilaku dan topik yang sama-sama kami sukai dan mendiskusikannya lebih dalam dengan orang tersebut. Saya tidak akan pernah memberikan saran, sebelum saya diminta oleh lawan bicara saya. Ikut campur bukanlah sifat saya. Saya akan sangat terkejut,  jika ada yang salah lalu saya yang harus minta maaf? Oh sorry, saya hanya akan meminta maaf apabila saya melakukan kesalahan. Because..., __I love myself, first!

Ada banyak hal yang lebih indah dan menarik dari sekadar berkompetisi. Saya bisa eksplor cara berkebun saya bersama keluarga..., orang bisa contoh gaya berpakaian saya hahaha..., make up saya..., hingga skill-skill lain yang membantu saya menikmati hidup. Jika selama ini orang menganggap hidup hanya seputar persaingan, mari baca penjelasan KS di episode ini! Berikut Alasan KS Tidak Harus Bersaing maupun Menyaingi Siapapun.

Suatu hari, saya bertanya pada orang yang sangat sukses untuk membagikan rahasianya kepada saya. "Apa rahasia suksesmu, hingga sampai di titik ini?". "Orang itu tersenyum dan membalas. "Saya mulai sukses ketika saya meninggalkan pertarungan kecil untuk petarung kecil. Saya berhenti bertarung dengan mereka yang menggosipkan saya..., saya berhenti bertarung dengan partner saya yang curang. Saya berhenti bertarung untuk perhatian..., saya berhenti bertarung terhadap ekspektasi publik tentang saya. Saya mulai bertarung untuk visi saya..., mimpi-mimpi saya..., ide-ide saya, dan takdir saya". Ini, cukup relate pengalamannya dengan saya. Saya paham perasaan itu. Dan jujur..., saya pun juga pernah ngerasain hal yang sama.

Saya tak merasa bersaing dengan siapapun itu. Dan saya, juga tidak ingin menjadi saingan siapapun. Karena saya punya kelebihan dan kekurangan saya sendiri. Begitupun dengan manusia lainnya. Mereka mempunyai kelebihan dan kekurangan nya sendiri juga. Jadi tidak ada alasan saya, untuk bersaing dengan manusia lainnya. Saya fokus pada kehidupan nyata..., dan saya mengevaluasi diri dengan lebih jujur dan mendalam. Saya lebih memilih menyerap pengalaman baru saya secara utuh..., dan terus merekamnya serta sesekali membagikannya dalam KS Story.

Meski, di era sekarang ini setiap orang bersaing satu sama lain. Bukan hanya bersaing dari segi prestasi..., tapi juga bersaing dari segi gaya hidup. But you know, what? Setiap orang unik dengan caranya masing-masing. Setiap orang unik dengan caranya masing-masing yang tidak dapat dibandingkan satu sama lain. Setiap manusia pasti diciptakan dengan masing-masing kelebihan dan kekurangannya. Bahkan keunikan antara satu orang dengan yang lainnya sangat berbeda. Setiap orang harus paham akan hal tersebut. Inilah yang menjadi sebab, saya tidak perlu menyaingi siapapun. Terus bersaing tidak akan menemukan ujung yang jelas.

Saya hidup ala-ala Hallosehat saya sendiri. Kadang saya hanya berolahraga seperti berlari-lari kecil sepanjang kebun mini saya di sore hari, seperti dalam videoklip ini.  Kayak yang hanya makan sambil makan..., hanya menonton saat nonton tv. Enggak yang multitasking gitu lagi. Dirumah, cuma naik tangga turun tangga. Kadang lupa ngangkat jemuran, wkwka. Saya berencana mau belajar memasak dari resep yang sudah di save, tapi ga jadi. Karena bahannya kurang lengkap hiiks. Tapi saya tidak menyalahkan diri saya, melainkan mencari keyakinan tersembunyi dan membatasi orang-orang yang telah merugikan saya.

Saya tak terlalu banyak mikir tentang apa yang orang lain pikirkan soal diri saya. Saya selalu berbicara selama 10 menit di depan cermin setiap hari, dan itu lebih baik dari pada mengobrol sepanjang hari. Saya ga sampailah, jadi overthinking dan ngerasa mereka gak butuh saya. Atau bahkan saya tidak merasa kayaknya mereka benci deh sama saya. Sering kali ya, itu cuma ada di kepala mereka sendiri tentang saya. Dan heyy...! Ga semua orang selalu ramah sama saya atau gampang terbuka. Dan itu bukan berarti mereka benci atau gak butuh kehadiran saya. Ya, bisa aja mereka lagi sibuk..., atau lagi ada masalah sendiri..., atau emang tipenya orang yang gak terlalu ekspresif. Jadi, jangan buru-buru nyimpulin lah, kalau mereka enggan dekat sama saya karena masalahnya ada di saya. Hidup, __tidak melulu tentang persaingan. Weeh!

Saya lebih jadi diri sendiri ajaa! Karena tidak semua omongan orang lain itu baik. Jadi..., "Kalo ada yang mengatakan, kuq kamu begini sih? Kuq kamu begitu, sih? Sebenernya jawab ajaa, __sederhana. Seperti jawaban..., Sahabat Ali Bin Abi Thalib. "Aku memang tidak sebaik, seperti apa yang kamu ucapkan. Tetapi..., aku juga tidak seburuk, __seperti apa yang terlintas dihatimu. Sederhana, kan?".

Se sederhana kunci hidup tenang saya. Saya ga ladenin orang yang ga suka sama saya. Biarin aja orang tu stress sendiri. Kalo tiba-tiba saya ga mau nyapa orang itu, orang tentu akan kira dia ada salah atau apa sama saya. Yo wes. Dengan begitu, ternyata bahagia pula saya menyakitinya, hahaha. Saya buruk dimata orang itu pun, saya pun menikmatinya. Saya skill dalam membuat diri saya merasa bahagia.

Saya sedang dalam fase, dimana saya tidak merasa jadi beban bagi orang lain. Saya rasa, saya punya kelebihan. Dan ketika saya berinteraksi dengan orang-orang baru, saya merasa bahwa saya menjadi orang yang nice person dan asyik tanpa harus jadi beban bagi orang baru lainnya. "Saya berharga..., dan pasti ada orang-orang yang akan butuh saya serta menghargai keberadaan saya nantinya, cuma mungkin sekarang saya belum ketemu mereka aja haha.

Pemenang sejati..., __tidak butuh pengakuan dari siapapun. Pemenang sejati adalah milik mereka yang percaya diri. Orang yang percaya diri tidak bersaing dengan orang lain. Orang yang percaya diri membandingkan mereka dengan diri mereka yang kemarin. Sehingga saya dalam hal ini, merasa tidak perlu mendominasi lah..., atau tidak perlu merendahkan orang lain juga untuk merasa saya superior dan berharga.

Saya hanya menjadikan tujuan hidup saya setiap harinya, dengan mempelajari sesuatu yang baru. Dan pada malam harinya, saya akan membuka catatan ponsel saya dan menuliskan apa yang saya pelajari. Atau membacakan dongeng KS Story kepada anak sebelum terbit. Anak saya akan senyum-senyum menutup matanya dengan tenang. Ini pula yang akan membuat saya tidur dengan nyenyak..., tidak masalah jika tempat tidur saya terlihat seperti medan pertempuran, wkwkka.

Buku-buku berserakan..., tapi selama saya tahu letak barang yang saya inginkan, tetap nice. Saya ingin mengembangkan kebiasaan membaca saya..., dan belajar buku best-best seller setiap hari. Setidaknya kosakata saya akan membaik dalam sebulan. Saya menghindari menonton tayangan youtube secara acak..., dan saya tahu beberapa tayangan sangat pendek durasinya akan menghibur saya. Tetapi itu akan cepat menghabiskan waktu saya yang sangat berharga. Tahukah kamu? Orang kalo udah banyak belajar tuh, malah engga ngerasa pinter lho. Enggak ngerasa puas..., justru malah pengeeen teruuus dan terus belajar.

Sesekali, saya akan melakukan sesuatu yang bukan menjadi perhatian saya. Apakah itu membantu orang-orang di bisnis tani saya atau mengerjakan pekerjaan domestik saya dirumah. Mencuci piring misalnya, atau sekedar mengota saja sambil makan sate bareng keluarga di cafe saya. Intinya, saya menyediakan waktu untuk melakukan sesuatu kepada orang lain. Saya tidak akan mengabaikan berbicara dengan pasangan saya, dan juga anak-anak saya. Saya kadang berencana akan menonton sebuah filem kartun terbaik anak saya, selama setengah jam setiap hari dan menyelesaikannya dalam 4--5 hari. Cukup duduk selama 10 menit.

No posting No Liking, __Just Living. I do to better myself in one month. Saya tidak terus melihat Facebook..., saya tidak selalu melihat WhatsApp..., atau Instagram yang terus menerus. Saya juga tidak joget tiktok...,  I am slow living dengan berkebun. I love what I do. Saya, memberi diri saya waktu untuk menjauh dari sosial media dan terkadang, saya berhenti untuk menggunakannya. Saya berhenti menunggu pesan dari siapapun..., meskipun orang yang saya kagumi sekalipun.  

Saya telah membebaskan diri saya ketika saya berhenti berkompetisi. Ketika saya tidak berkompetisi dengan orang lain..., saya berkompetisi dengan diri saya sendiri. Saya selalu berusaha menjadi sahabat terbaik untuk diri saya..., ibu terbaik dirumah saya..., atau saya sudah berkali-kali melakukan sesuatu yang terbaik di tempat kerja manapun. Totalitas itu, sudah sifat saya. Saya memang berusaha menyenangkan orang lain, dan itu adiktif karena saya merasa dihargai setiap kali mendengar kalimat, "Kau baik, kau jenaka, kaulah obat dari segala resah!". Dan kemudian..., tentu saya ingin melakukannya dengan yang lebih baik lagi. Jadi ya, saya tu cuma fokus bersaing dengan diri saya sendiri.

Dalam hidup, ada kalanya saya yang membuat aturan, __dan pilihan hidup saya sepenuhnya ada di tangan saya. Saya bisa menjalani hidup dan mengurus perjalanan hidup saya sendiri..., atau saya bisa memilih untuk tidak bersaing dengan siapapun dan apapun. Kebahagiaan saya tidak terletak pada persaingan. Saya tipe orang yang lebih suka bersaing dengan diri sendiri agar lebih baik. Tapi beberapa orang di sekitar saya, malah ingin bersaing dengan saya hahaha.

Mereka yang mengajak bersaing itu, mungkin sedang membutuhkan pengakuan orang lain. Pengakuan agar dirinya dilihat lebih hebat..., agar dilihat lebih baik..., and then, __ ya agar dirinya dilihat lebih luar biasa. Tapi saya, saya telah lama menjauhi orang-orang dengan bad vibes seperti itu. Setiap saya ketemu orang dengan bad vibes seperti itu, __saya pasti berbicara pada diri sendiri seperti saya berbicara pada sahabat terbaik saya ; "KS, anggap aja mereka hanya anak TK yang ingin menjadi superman dengan ingus di hidung mereka, ha-hahaa!".

Saya sebenernya orang yang ingin berbaur. Memulai percakapan baru dengan orang baru, adalah hal yang menyenangkan bagi saya. Beberapa..., mungkin enggan terhadap saya, wkwka. Tapi itu, tak apa-apa. Toh, Plato pernah bilang gini. "Orang-orang yang cukup berani mengatakan kebenaran, akan selalu di benci oleh mereka yang mendapatkan keuntungan dari kebohongan". Artinya apa? Membenci adalah cerminan dirinya sendiri.

Sekilas mungkin ada yang menganggap persaingan itu menyenangkan. Apalagi jika ia merasa lebih hebat dari orang yang ia anggap pesaing. Tapi saya, menanyakan kembali pada diri saya apakah itu kebahagiaan yang sesungguhnyaaa? Perlu digarisbawahi, kebahagiaan saya tidak terletak pada persaingan. Tapi ketenangan dan ketentraman hati. Saya menyukai harmoni..., kedamaian..., kolaborasi, dan situasi yang saling menguntungkan dalam artian win win solution. Seperti "saya senang..., kamu senang...". Atau menciptakan sesuatu tentang saya. "I am a nice person".

Terlalu fokus pada persaingan dengan orang lain, akan bikin saya lupa memaknai proses. Menjalani hidup bukan sekadar berkompetisi satu sama lain. Tetapi, ada makna penting yang harus saya petik dari perjalanan ini kedepannya. Termasuk bagaimana proses saya dalam meraih tujuan hidup saya. Lantas, bagaimana mungkin saya tenggelam dalam persaingan?

Kalo saya terlalu fokus bersaing satu sama lain, saya nggak bisa memahami hidup saya yang sesungguhnya. Saya tidak akan paham apa itu arti kebaikan..., apa itu keikhlasan..., dan ketulusan hati. Saling berkompetisi adakalanya bisa menjadi motivasi. Namun..., bukan berarti hidup selalu diwarnai dengan persaingan. Apalagi sampai timbul sikap saling menjatuhkan satu sama lain..., itu tak baik.

Dan heyy....! Kalau hidupmu masih penuh dengan persaingan, sekarang sudah seharusnya diredam, ya! Perhatikan saja diri saya bagaimana menjalani hidup selama ini. Saya cukup fokus terhadap kelebihan saya, fokus menambal kekurangan saya..., dan fokus pada bagaimana cara saya mengasah bakat dan potensi saya. Saat saya bisa memperhatikan diri sendiri, saat itu pula saya menjadi manusia yang lebih baik. Saya bisa fokus membenahi diri saya..., dan itu karena saya ingin tumbuh lebih baik lagi ke depannya.

Cukup fokus terhadap diri sendiri..., cukup tahu bahwa setiap orang sudah dianugerahi dengan ciri khasnya masing-masing. Saya tidak perlu bersaing maupun menyaingi orang lain hanya agar terlihat unggul dan baik..., cukup fokus ke hal-hal yang saya suka dari diri saya sendiri. Kalau saya nyaman dengan diri sendiri, orang lain juga bakal lebih gampang menerima kehadiran saya. Selain itu, lihatlah interaksi sosial saya sebagai sesuatu yang alami saja, __bukan sesuatu yang harus selalu sukses atau diterima oleh semua orang. Ga semua orang akan cocok satu sama lain..., dan itu wajar banget. Yang penting, saya terus aja jadi diri saya sendiri dan tetap terbuka buat kenalan sama orang baru.

Jadi ya, kalo ada beberapa orang yang melihat saya untuk pertama kali selalu bawaannya dia ingin membenci saya atau tidak suka kepada saya walaupun saya belum berbicara sama sekali padanya, itu masalah dia dan bukan masalah saya. Sebetulnya ini cuma masalah first impression aja sih. First, wajah saya kelihatan sangat judes padahal sebenernya memang judes. Ya mau bagaimana lagii? Udah dari sananya dikasih flat face, terlebih saat saya punya pandangan hidup yang jauh berbeda dari yang lain.

Lagian, aneh sih, kuq ada ya orang yang langsung mendeteksi saya sebagai orang yang patut dijauhi hanya karena gimana saya berinteraksi dengannya, dari gaya bicara..., bahkan sampai ke style baju saya. Termakan gosiplah..., ih ini nyeremin. Padahal ya, saya rasanya sudah ramah..., kalem..., nggak centil, atau apalah yang terkesan annoying. Tapi saya tidak merasa tertekan dan terasing dari satu sama lain kuq.Tidak ada tekanan untuk saya mempertahankan citra tertentu saya atau membandingkan diri saya dengan orang lain. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain adalah tindakan kekerasan terhadap diri saya yang sebenarnya.

Saya menghargai kesendirian dan waktu pribadi saya. Waktu itu saya manfaatkan untuk refleksi diri..., dan pengembangan pribadi. Saya mencoba hidup menjadi bermanfaat, dan bekerja secara profesional tanpa baper. Kalo misalnya ternyata rekan satu tim itu aadaa aja yang membicarakan hal-hal yang buruk tentang saya ke pimpinan, mulai dari penampilan fisik saya, gaya bicara saya, atau hanya karena saya berargumen, __itu masalah dia. Dan sekali lagi, saya ingin menahan tawa sambil memicing mata dan bilang..., __ oh, dia ingin mengajak saya bersaing hahaaha. Intinya, sayapun juga ga pernah takut bersaing dengan orang yang begitu. Saya percaya kuq, dengan kemampuan diri saya.

Teruskan dia bilang ke orang-orang, saya tipikal yang cuek dan susah dibentuk. Itu benar. Saya hanya ingin bersikap apa adanya dan jadi diri saya sendiri, karena saya merasa tidak bersaing dengan siapapun. Maka saya lupakanlah pikiran tentang pandangan orang itu terhadap saya. Jadilah saya cuek yang totalitas, bukan yang setengah-setengah. Saya memang cuek, kalo sudah ingin cuek. Saya akan terlihat tidak peduli lagi pada sekitar..., itu karena saya memang bukan tipikal yang RELATIF peduli dengan omongan dan lingkungan sekitar. Klo udah gitu ceritanya ya, jangankan orang meremehkan saya, mengajak saya ngobrol pun orang takut hahha.

Serius. Saya bukan tipikal yang RELATIF peduli dengan omongan dan lingkungan sekitar. Saya menjadi diri saya sendiri sebanyak orang lain sanggup untuk menerima saya dan menjadi orang lain sebanyak saya sanggup melupakan diri saya sendiri. Sederhananya, saya menempatkan diri saya sesuai dengan lingkungan. Menyesuaikan, tapi tidak berlebihan dan tidak memaksakan. Dari situ, orang bakal memandang saya sebagai pribadi yang easy going. Tapi saya tidak lupa akan diri saya sendiri, tidak akan terlalu terpengaruh arus karena pada akhirnya saya akan kesakitan dan kecewa terhadap diri saya sendiri. Saya tidak mau, __itu.

Saya sudah berusaha bersikap baik, kuq! Orang-orang tahu itu. Apa pun akan saya lakukan agar saya tetap bisa berbaur dengan yang lain. Tapi kalo semakin lama saya merasa bahwa ada orang yang hanya ingin kebaikan saya saja, bukan saya. Ketahuilah, saya jadi baik saja tidak cukup. Saya tetep harus selektif, berbaur secukupnya. Circle nya yang memang kurang baik, saya harus ambil point yang pertama. Fokus sama point pertama saya, yaitu "lebih suka bersaing dengan diri sendiri agar lebih baik".

Banyak bergaul dengan orang, saya jadi tahu mana yang baik dan buruk dalam dunia social. So, jika semisalnya ada orang di sekitar saya yang malah ngajakin saya untuk bersaing secara bersama dengan saya. Dan saya nya merasa enggak nyaman atau apa, ya udah, __let it go aja! Biarlah orang berekspetasi apapun kepada saya, apapun hasilnya saya juga sudah berusaha memberi yang terbaik bagi sesama. Mau mereka suka ga suka tentang diri saya, yaudahlah gausah terlalu saya pikirin juga, kaan? Yang penting saya sudah bertindak yang baik-baik.

"Sungguh, saya tidak pernah merasa bersaing dengan siapapun dalam bentuk apapun. Karena selama ini, selalu saya dengan diri saya sendiri. Mimpi saya tidak sama dengan orang lain..., jalan hidup saya pun, jelas berbeda dengan siapapun. Tidak pernah ada pembandingan yang sepadan untuk setiap manusia. Jadi, apabila ada manusia lain yang berada di titik yang lebih baik dari saya..., maka saya akan turut berbahagia untuknya. Dan saya yakin..., __nanti akan ada waktunya untuk saya juga".

Se sederhana ituuuh, cara berpikir saya. Sampai jumpa di KS Story berikutnya...!

#KSStory #KSMotivasi #KSGarden
#KSLifestyle #Berkebun
#KuinginBercerita #Episode2
#TidakBersaingDenganSiapapun