Di tanah Nganjuk yang sunyi
Terbit cahaya dari langit tinggi
Syeikh Munadi tumbuh berbudi
Warisan suci dari sang guru sejati
Dari garis Arfiya' bersinar
Ilmu mengalir seperti air
Sejak kecil hatinya tercerahkan
Oleh kitab, doa dan tuntunan
Wahai angin malam, bawa kabar ini
Tentang perjalanan Syeikh Munadi
Meniti jalan sunyi, menjemput janji
Menyebar cahaya hingga akhir nanti.
Al-Ghazali mengajari qalbu
Tentang sunyi dan makna waktu
Ibn Khaldun membuka pintu
Sejarah hidup dan ilmu yang biru
Di malam panjang ia menyepi
Mengaji langit tanpa henti
Batin dipoles, jiwa dibasuh
Dalam tirakat yang tak pernah lusuh
Wahai angin malam, bawa kabar ini
Tentang perjalanan Syeikh Munadi
Meniti jalan sunyi, menjemput janji
Menyebar cahaya hingga akhir nanti.
Di dalam tidur yang hening
Sunan Bonang datang bening
Membawa pesan dari Rab semesta
"Arahkan langkahmu ke Bengawan Kita."
Susuri aliran air yang redup
Ikuti isyarat yang akan hidup
Di Bengawan Mati kau kan temukan
Tanah dakwah tempat kau diturunkan
Wahai angin malam, bawa kabar ini
Tentang perjalanan Syeikh Munadi
Meniti jalan sunyi, menjemput janji
Menyebar cahaya hingga akhir nanti.
Fajar memanggil langkah berani
Munadi berjalan tanpa henti
Tujuh malam ditemani bumi
Tujuh hari dijaga Ilahi
Kabut tipis menari di jalan
Bengawan tua memanggil pelan
Setiap desir angin yang lewat
Seolah membawa amanat
Di menit terakhir pencarian
Ia masuk wilayah sunyi nan dalam
Tiba-tiba bumi berguncang
Jonogo muncul, naga menyerang
Adu batin jadi takdir
Antara hamba dan jelma takdir
Munadi berdzikir memanggil cahaya
Jonogo tunduk dalam sekejap saja
Tongkat itu kembali nyata
Warisan Sunan Bonang semesta
Tanda diterimanya sang murid
Dalam garis spiritual yang lurid
Wahai bulan malam, saksikanlah
Cahaya dakwah yang takkan punah
Surau kecil jadi mercusuar
Menerangi bumi yang pernah gersang dan pudar.