Hari ini kutulis di atas kertas sunyi
Tentang sosokmu, ayah, yang kini hanya mimpi
Setiap huruf adalah air mata yang jatuh perlahan
Di setiap bait, kutemukan kenangan
Engkau yang dulu berangkat pagi
Dengan langkah pasti dan mata letih
Tak pernah mengeluh, tak pernah berhenti
Hanya demi anakmu bisa berdiri
Hari Ayah kini datang lagi
Tapi aku hanya bisa menatap langit tinggi
Kata rindu tak sempat terucap
Hanya doa yang terus menatap
Ayah, dengarlah dari jauh
Anakmu masih meniti mimpi yang dulu
Meski tak ada tanganmu menggenggam
Aku masih berjuang... untukmu dalam diam
Aku lihat teman-temanku tertawa
Peluk ayahnya di hari bahagia
Dan aku tersenyum, meski dada sesak
Karena rinduku tak lagi bisa kulacak
Yogyakarta jadi saksi perjuangan
Setiap langkah berat kujalani sendirian
Biaya hidup, mimpi, dan kenyataan
Semua kutanggung tanpa bimbingan
Hari Ayah kini datang lagi
Tapi aku hanya bisa menatap langit tinggi
Kata rindu tak sempat terucap
Hanya doa yang terus menatap
Ayah, dengarlah dari jauh
Anakmu masih meniti mimpi yang dulu
Meski tak ada tanganmu menggenggam
Aku masih berjuang... untukmu dalam diam
Andai waktu bisa kuputar
Kan kupeluk engkau lebih sabar
Kan kuucap terima kasih
Sebelum kau pergi tanpa pamit lagi
Aku tahu surga menantimu
Di sana kau tersenyum melihatku
Meski tak lagi kupegang tanganmu
Cintamu masih hidup di dadaku
Setiap malam kutatap bintang
Kusebut namamu dalam tenang
Suaramu masih jadi arah
Menuntunku dari lelah dan pasrah
Aku tak takut jatuh lagi
Karena semangatmu tak pernah mati
Ayah, kau bukan hanya kenangan
Kau adalah napas di setiap perjuangan
Hari Ayah, aku masih berjuang
Menapak jejakmu di jalan panjang
Doa ini terus kuucap setiap malam
Semoga sampai ke pangkuan Tuhan
Ayah, di surga tersenyumlah
Anakmu di bumi tetap melangkah
Membawa namamu dalam cahaya
Sampai nanti kita jumpa di sana
Hari Ayah... aku masih berjuang
Ayah... doakan dari surga terang...
Setiap langkahku... adalah cintamu yang tak hilang
