Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1
Sebagian orang mungkin menyangka, rumah yang nyaman adalah rumah (sebagai tempat tinggal sementara atau permanen) yang terbuat dari tembok dan berukuran besar. Pendapat tadi tidak sepenuhnya benar.
Rumah sebagai tempat tinggal alangkah baiknya bila memenuhi syarat kesehatan selain nyaman untuk didiami (disinggahi).
Bahan pembuatannya tidak harus berasal dari tembok batu bata, bata ringan (heibel) lengkap dengan pilar dan atap (genteng) beton tapi bisa juga berasal dari kayu. Agar tahan lama digunakan kayu jati berkualitas. Tentu membutuhkan bajed yang tidak sedikit.
Dinding rumah dibuat dari bilah-bilah papan jati. Ada celah antara bilah papan satu dengan papan lainnya sehingga memungkinkan udara bisa masuk melalui celah-celah tadi. Dengan demikian sirkulasi udara berjalan semakin baik.
Udara luar bisa masuk ke dalam ruangan sehingga terasa tidak gerah bahkan malah sebaliknya semriwing tanpa harus memasang AC (Air Conditioned) cukup mengandalkan AB (Angin Brobos😀😀) saja sudah cukup.
Dari segi arsitektur, rumah dari bahan kayu tidak kalah dengan yang terbuat dari tembok dan pilar beton. Tetap terlihat eksotis dan estetis.
