Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1
Dalam kehidupan sehari-hari tak jarang kita saksikan hewan sejenis serangga seperti semut dan rayap berada di sekitar kita.
Seperti kita ketahui bersama rayap merupakan insekta yang paling suka menggerogoti kayu atau perabotan kayu di rumah kita.
Di dalam sistem pencernaan (usus) rayap terdapat parasit bernama trichonympha yang mampu memproduksi enzim selulase. Enzim ini sangat berperan dalam proses degradasi limbah organik.
Rayap secara alamiah bisa bermetamorfosis menjadi organisme baru dengan mengeluarkan sayap (isoptera) dan bisa beterbangan kesana kemari. Organisme ini yang oleh masyarakat awam dinamakan laron.
Biasanya rayap bersayap (laron) muncul saat terjadi pergantian musim dari kemarau ke musim hujan.
Ciri khas jenis insekta ini biasanya beterbangan mencari sinar atau cahaya lampu yang lebih terang.
Sebagian orang ada juga sih yang memanfaatkan laron sebagai makanan dengan terlebih dulu membersihkan sayap-sayap laron tadi lalu digoreng atau didadar dengan telur ayam.