Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Wiraswasta

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Mengunjungi dan Mengagumi Gaya Arsitektur Pusara Siti Fatimah Binti Maimun

11 Januari 2020   18:49 Diperbarui: 28 Januari 2020   08:20 374 1 1


Jauh-jauh hari sebelum kedatangan Wali Sembilan (Wali Songo) ke Pulau Jawa, di daerah Leran, Manyar-Gresik, Jawa Timur pernah hidup seorang wanita belia sebagai pejuang Islam, beliau adalah Siti Fatimah Binti Maimun atau yang memiliki nama lain Putri Retno Suwari.

Siti Fatimah Binti Maimun meninggal di usia yang masih muda sekali yakni 18 tahun.

Konon kabarnya sebagai bentuk rasa empati dan simpati penguasa beragama non muslim kala itu maka dibuatkanlah cungkup makam buat yang sangat Indah. Dari kejauhan sepintas gaya arsitektur bangunannya mirip piramida di Mesir.

Cungkup makam Siti Fatimah dibuat dari batu putih yang kabarnya didatangkan dari bukit kapur Pongangan, Suci-Gresik.

Untuk memperoleh informasi yang lebih jelas, saya menyempatkan diri berbincang-bincang dengan juru pelihara kompleks makam yang kini dipegang oleh istri almarhum Haji Hasyim selaku juru pelihara lama.