Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1
Perkawinan (pernikahan) adalah peristiwa yang luar biasa bagi kehidupan seseorang karena dianggap sakral (suci).
Ada banyak manfaat yang didapatkan ketika seseorang memutuskan untuk menikah. Beberapa diantaranya ialah melindungi seseorang dari perbuatan maksiat (zina) di luar ikatan perkawinan yang sah dan menyempurnakan agama (Islam) yang dianutnya.
Di era digital seperti sekarang ini prosesi resepsi perkawinan (adat Jawa) dibuat semenarik mungkin. Sang pemimpin prosesi (dalang) membacakan urut-urutan acara dengan seksama menggunakan Bahasa Jawa yang adiluhung.
Kalau biasanya Gatot Kaca dan mungkin juga tokoh-tokoh dalam dunia pewayangan lainnya seperti hanoman dan para punokawan (semar, gareng, petruk dan bagong) hanya bisa kita saksikan dalam pergelaran wayang kulit atau wayang orang maka dalam prosesi resepsi perkawinan masa kini sang ksatria dari Pringgodani itu malah turun langsung dari kahyangan untuk memimpin prosesi perkawinan anak manusia di bumi.