Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.
Ma'tammu tedong adalah salah satu bagian utama prosesi upacara pemakaman secara adat suku Toraja. Ma'tammu tedong dapat diartikan sebagai prosesi menjemput kerbau-kerbau yang akan dikorbankan/dipotong dalam upacara pemakaman.
Semua kerbau dari anak dan rumpun keluarga akan memasuki halaman rumah tongkonan yang disebut ulu ba'ba. Tiap kerbau kemudian diarak mengelilingi halaman. Ada pula yang mengarak kerbau mengelilingi kampung, tergantung adat setempat dan kesepakatan panitia dan keluarga.
Pada prosesi ma'tammu tedong ini, kerbau-kerbau akan berjalan berdasarkan tingkatannya. Mulai dari tedong balian, tedong saleko, tedong bonga, tedong lotong boko', tedong todi', tedong pudu' dan tedong sambau'.
Setiap kerbau dihias sedemikian rupa oleh pemiliknya.
Pada prosesi ma'tammu tedong, lesung akan dibunyikan terlebih dulu oleh kelompok ibu-ibu. Pada bagian depan rombongan arak-arakan, dua orang pria memikul dan membunyikan gong.
Selanjutnya diikuti oleh para pria yang membawa tombi (bambu kecil dengannhiasan kain yang menandakan jumlah kerbaunyang akan dipotong). Di belakang rombongan pembawa tombi, ada rumpun keluarga dari kaum wanita yang memegang kain merah panjang di atas kepala mereka. Terakhir, rombongan kerbau.
Pada prosesi ma'tammu tedong alm. J.N. Pakombong (Nek Arung) di tongkonan indo' Tua, Pongki', Tallunglipu, Toraja Utara ini, ma'tammu tedong hanya diadakan di alamat rumah dengan berkeliling sebanyak tiga kali.