Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)
Ponpes Batokan Kediri Jawa Timur adalah sosok ulama yang sederhana, sifat rendah hati dan tawadhu kepada siapapun, wajar saja tampilan dari Pesantren ini tidak banyak berubah terutama fisik bangunannya.
Bahkan ada orang Tegal yang pernah nyantri di Ponpes ini namanya Syafii, dia masuk pesantren ini tahun 1973, setelah menamatkan madrasah ponpes di Lirboyo, kemudian ngalap barokah di Kyai Djamal Batokan ini.
Kyai Syafi sebagai saksi sejarah kehidupan kyai Jamal, dimana sebagai khodimul kyai selama 10 tahun, bahkan dia juga pernah memelihara ayam kampung di pondok pesantren ini, dan santri yang menggunakan sepeda onthelnya adalah kyai syafii tegal ini.
Sebagai anak yatim, penuh pengabdian dan berkhidmat dengan kyai Djamal Batokan, sangat sederhana dan saya sendiri menyaksikan bangunan ponpes dan juga bertemu dengan putra kyai Djamal ini, setiap hari kyai Djamal selalu berusaha mengayuh sepeda onthel kunanya, dan selalu disiplin saat mengajar kitab kuningnya.
Bahkan selama hidupnya benar-benar sangat tawadhu, dan tidak marah kepada santrinya, dengan penuh keikhlasan, sikap itu ternyata menurun ke putra putrinya sekarang ini, dimana punya keturunan 6 orang dan yang masih hidup 4 orang hingga sekarang.
Salah satu kyai yang memiliki pesantren dengan ribuan santri antara lain Pengasuh Ponpes Assalafiyah Luwungragi yakni KH. Subhan Makmun, Ponpes Al Amin Bulus Pesantren Purworejo KH. Hasan Agil Ba`bud, Pengasuh Ponpes di Madura yakni Ponpes Al Amin, dan beberapa santrinya yang sekarang tersebar di jateng dan jatim.