Rachmat PY
Rachmat PY Penulis

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Video Artikel Utama

"Slank, Enggak Ada Matinya"

24 Desember 2018   08:21 Diperbarui: 15 Januari 2019   09:47 1500 15 3

Jam menunjuk pukul 19.30 wib, saat panggung bergema oleh suara MC. Aku sudah masuk Stadion Utama GBK, Senayan, Jakarta Pusat sejak habis maghrib.

Stadion nampak ramai oleh Slanker dan atribut khasnya. Kaos, spanduk, bertulis Slank dan logo dimana-mana. Minggu, 23 Desember 2018 malam, digelar konser Slank. Acara sekaligus merayakan 35 tahun eksistensi Slank di tanah air.

Foto Ganendra
Foto Ganendra
"Indonesia Now" menjadi tema konser. Konser tepat sehari setelah kejadian tsunami melanda pantai di Selat Sunda, Banten dan Lampung. Konser dibuka dengan letupan kembang api. Ribuan Slankers menyambut sukacita.  Terkhusus di area depan panggung nan megah.

Panggung berukuran 43 x 24 meter. Berhias gambar sayap berukuran besar. Ada layar di sisi kanan, kiri dan atas panggung.  

Tampil Kaka (vokalis), Bimbim (drum), Ridho (Gitar) dan Ivanka (bass). Lagu Indonesia Raya berkumandang. Slank mengajak berdoa untuk korban musibah tsunami di Selat Sunda. Doa untuk Anyer, Banten dan Lampung. Tak disangka, ada Jokowi tampil di layar. Jokowi mengajak Slankers mendoakan juga korban tsunami di Selat Sunda. Jokowi menyampaikan ucapan selamat atas eksistensi 35 tahun Slank.

Jokowi menyampaikan terima kasih atas karya-karya Slank yang membawa efek kebaikan. Jokowi mengajak  Slank membangun negeri lewat karya-karya lagunya.

Indonesia Now. (Foto Ganendra)
Indonesia Now. (Foto Ganendra)
Slankers yang datang berasal dari Aceh, Kepulauan Riau, Padang, Kota-kota di pulau Jawa, Makasar, Madura, NTT sampai Tomohon Manado. Itu diketahui saat beberapa KTP yang disodorkan Slankers dibacakan MC di tengah-tengah mereka.

Konser dimulai. Dibuka lagu "Cinta Kita". Diikuti lagu "Menyakitimu" dan "Anyer 10 Maret". Tak ketinggalan lagu hits Viruz, Mawar Merah, Mars Slank, Tonk Kosong, Terbunuh Sepi. Lagu "Garuda Pancasila" dengan aransemen khas Slank turut digeber.

Foto Istimewa
Foto Istimewa
Di antara kibaran panji-panji bendera Slank, nyanyian bergema. Seperti koor. Menembus ke penjuru stadion. Nanyian berpadu dengan sinar laser dan lampu. Bulan nampak di langit malam.

Merambah tengah malam. Jam 22.30 wib aku pulang. Konser belum usai. Gemuruh nyanyian bersemangat terdengar dari luar stadion. Menyiratkan satu pesan.

"Slank Enggak Ada Matinya."

Satu kalimat, persis seperti tertulis di drum Bimbim Sidharta.

@rahabganendra