Arum Manis, Jajanan Kuno Tak Mudah Punah

Ternyata, eh ... ternyata Arum Manis masih ada. Dikira punah, padahal jajanan kuno yang tergolong kembang gula ini selalu hadir di hampir acara-acara khusus seperti pasar malam rakyat, taman-taman kota, dan sekolah-sekolah SD.

Dijumpai di Taman Kartini, Kota Cimahi, Minggu (12/01/20), menyiratkan rasa bangga, karena dia-lah satu-satunya penjual Arum Manis di daerah itu.

Pak Idrus (65 tahun), namanya. Lelaki tua berambut putih, nampaknya polos tanpa beban hidup yang berlebihan. Katanya, pernah bekerja sebagai pembuat kompor minyak tanah. Namun, dengan maraknya kompor berbahan bakar gas elpiji, sulitlah melanjutkan kompor minyak karena tak ada pembelinya.

Menarik, menyimak proses pembuatannya, cuma berbahan gula pasir yang dipanaskan dengan api spiritus, sambil diputar manual dengan tangan kuat-kuat. Hasilnya, serabut-serabut gula seperti kapas.

Tentang pernak-pernik lainnya, zat pewarna ditambahkan sebagai asesoris cantik agar Arum Manis terlihat menarik. Selain itu, dapat diberikan penyedap seperti butir-butir coklat dan lainnya.

Harga paketnya, Rp 5000,- per kemasan, berlaku setiap hari minggu atau pada acara-acara khusus keramaian. Sedangkan hari-hari biasa, berkeliling di sekolah-sekolah dengan harga Rp 2000 -- 3000,- saja, sesuai kemampuan anak SD. Katanya sich, penghasilan terbesarnya sampai Rp 100-ribu, khusus hari-hari libur, dan setengahnya pada hari biasa.

Modalnya tak rumit-rumit, cuma gula dan pewarna plus coklat butir, serta tenaga tangan buat memutar unitnya mesin pembuat Arum Manis.

Terlepas dari keuntungan, dan mencari penghasilan, patutlah dihargai bahwa sosok seperti Pak Idrus (65 tahun), yang beranjak renta, merupakan pelestari jajanan Arum Manis agar tak mudah punah di makan zaman.

Bandung, 13 Jan 2020

JoKris Channel/Johanes Krisnomo