
Dokumentasi digital merupakan arsip visual, alat refleksi bagi guru, dan motivasi bagi siswa.
Kenangan lama saya unggah kembali: sebuah video praktik pelajaran Matematika dengan tema "Perbandingan" bagi siswa kelas 5 sekolah dasar. Sebagai guru yang terus berupaya tetap up to date dalam perkembangan dunia pendidikan, saya merasakan adanya tantangan baru untuk menghadirkan dokumentasi digital yang menyimpan jejak pembelajaran nyata bersama anak-anak.
Bagi siswa, kehadiran video bukan hanya media belajar, tetapi juga kebanggaan tersendiri. Mereka merasa dihargai karena proses belajar mereka diabadikan dan dapat dilihat kembali oleh teman, orang tua, maupun masyarakat.
Bagaimana prosesnya? Bagaimana sebuah pembelajaran sederhana berubah menjadi karya dokumentasi yang bermakna? Artikel ini mencoba mengulas proses tersebut.
Ide sederhana "membuat video" ternyata memiliki dampak pembelajaran yang tidak sederhana. Saya memilih tema pelajaran yang dekat, mudah dipahami, dan menyenangkan bagi anak, yaitu Perbandingan---sebuah konsep dasar Matematika kelas 5 yang dapat divisualisasikan dengan baik melalui praktik langsung.
Melalui video ini, saya ingin menunjukkan bahwa pembelajaran tidak harus selalu terpaku pada papan tulis. Anak-anak dapat diajak berbicara, menjelaskan konsep dengan bahasa mereka sendiri, serta tampil percaya diri di depan kamera.
Praktik ini secara alami mengintegrasikan dua mata pelajaran:
Matematika -- memahami konsep perbandingan melalui contoh konkret.
Bahasa Inggris -- melatih kemampuan berbicara, artikulasi, intonasi, dan keberanian tampil berbahasa Inggris.