Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Guru

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Video

Sarapan Pagi Omjay Dengan Ayam Geprek Ibu Sayang

17 Juni 2025   09:16 Diperbarui: 18 Juni 2025   11:14 270 7 5

Tentang Rasa dan Rasa Syukur

Begitu ayam geprek disajikan, saya langsung menyadari sesuatu: ini bukan ayam geprek biasa. Ayamnya empuk, tepungnya renyah, dan sambalnya... mantap! Ada perpaduan rasa pedas dan gurih yang membuat pagi saya terasa hidup.

Setiap suapan membawa rasa syukur. Dalam hati saya berkata, "Betapa banyak orang di luar sana yang bahkan untuk sarapan saja masih harus berpikir panjang."

Sebagai guru, saya sering mengingatkan murid-murid untuk tidak menyia-nyiakan makanan. Dan pagi itu saya sendiri kembali belajar tentang pentingnya menghargai yang sederhana.

Di Balik Dapur Warung 'Ibu Sayang'

Saya tertarik untuk berbincang dengan sang pemilik warung. Namanya Bu Sri. Ia memulai usaha ayam geprek ini sejak pandemi COVID-19. Suaminya terkena PHK, dan ia harus mencari cara untuk tetap bisa memberi makan anak-anaknya.

"Awalnya cuma buat tetangga. Tapi lama-lama banyak yang suka. Akhirnya saya buka warung kecil ini, Pak," katanya sambil membersihkan meja.

Dari kisah Bu Sri saya belajar bahwa semangat juang dan kasih sayang ibu bisa menjadi bahan bakar utama kehidupan. Tak heran warung ini diberi nama 'Ibu Sayang'.

Saya teringat pesan guru saya, Prof. Dr. Arief Rachman:

"Setiap guru sejati harus belajar dari kehidupan sehari-hari, bahkan dari penjual makanan di pinggir jalan."

Benar. Pagi itu saya merasa sedang belajar di kelas kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5