Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.
Ada Pesan penting presiden yang wajib disimak! Inilah kisah Omjay setelah menonton video pesan presiden prabowo di youtube kompastv. Isi pesannya pwnting sekali kita simak bersama.
Presiden Prabowo: Aspirasi Rakyat Harus Didengar, Anarkisme Tidak Bisa Ditoleransi
Tanggal 31 Agustus 2025 menjadi hari yang menandai sikap tegas Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam merespons dinamika politik dan sosial yang terjadi belakangan ini. Dalam keterangan pers yang disampaikan langsung dari Istana, Presiden hadir didampingi para Ketua Umum Partai Politik, Ketua DPR RI, dan Ketua MPR RI. Kehadirannya bukan sekadar formalitas, melainkan menunjukkan keseriusan negara dalam merespons keresahan masyarakat.
Aspirasi Rakyat Adalah Hak Konstitusional
Presiden membuka pernyataannya dengan menegaskan bahwa negara menghormati kebebasan berpendapat. Hal ini selaras dengan Pasal 19 International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR) yang telah diratifikasi Indonesia, serta UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
Prabowo menekankan bahwa aspirasi murni rakyat, baik berupa kritik, saran, maupun tuntutan, adalah bagian dari demokrasi yang sehat. “Hak untuk berkumpul secara damai harus dihormati dan dilindungi,” ujar Presiden.
Namun, ia juga memberi garis tegas: aspirasi yang disampaikan harus tetap dalam koridor hukum. Ketika penyampaian pendapat berubah menjadi anarkisme—merusak fasilitas umum, menjarah, hingga memakan korban jiwa—maka negara berkewajiban hadir dan bertindak tegas.
Tindakan Tegas terhadap Pelanggaran Aparat
Presiden tidak menutup mata terhadap fakta bahwa ada aparat yang diduga melakukan pelanggaran saat mengawal aksi massa. Ia menyatakan bahwa Kepolisian RI tengah melakukan proses pemeriksaan secara cepat, transparan, dan terbuka untuk publik. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan rakyat bahwa negara tidak berpihak buta kepada aparat, melainkan berpihak pada kebenaran dan keadilan.
Sikap ini memperlihatkan upaya Prabowo menjaga keseimbangan: di satu sisi, melindungi hak rakyat; di sisi lain, menegakkan aturan agar aparat tetap profesional.
DPR Didesak Lakukan Perubahan
Salah satu poin penting dari pernyataan Presiden adalah kritik keras terhadap Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Ia menyebut telah mendapat laporan bahwa para Ketua Umum Partai Politik mengambil langkah tegas terhadap anggotanya yang mengeluarkan pernyataan keliru, bahkan hingga mencabut keanggotaan mereka dari DPR.
Selain itu, pimpinan DPR juga sepakat untuk mencabut sejumlah kebijakan tidak populer, antara lain:
1. Pengurangan besaran tunjangan anggota DPR.
2. Moratorium kunjungan kerja ke luar negeri.
Langkah ini dinilai sebagai jawaban atas kemarahan publik yang belakangan semakin gencar menyoroti gaya hidup mewah sebagian wakil rakyat. Prabowo menegaskan, anggota DPR harus selalu peka dan berpihak pada kepentingan rakyat, bukan sekadar mewakili partai atau kelompok tertentu.
Negara Harus Tegas terhadap Anarkisme
Presiden menekankan bahwa unjuk rasa damai adalah hal yang wajar, bahkan sehat bagi demokrasi. Tetapi ketika muncul indikasi makar, terorisme, atau upaya mengacaukan stabilitas negara, maka TNI dan Polri diperintahkan untuk bertindak tegas.
“Jika ada perusakan fasilitas umum, penjarahan rumah individu, maupun pusat ekonomi, maka itu pelanggaran hukum dan negara wajib hadir,” tegasnya.
Sikap ini menunjukkan keseimbangan antara perlindungan demokrasi dan penegakan ketertiban umum. Negara tidak boleh membiarkan aksi-aksi kekerasan merusak tatanan sosial, apalagi jika sampai menimbulkan korban jiwa.
Dialog Sebagai Jalan Keluar
Untuk meredam ketegangan, Presiden meminta DPR mengundang tokoh masyarakat dan mahasiswa untuk berdialog langsung. Ia menekankan bahwa masukan rakyat harus didengar dan ditindaklanjuti, bukan diabaikan.
Bahkan, ia juga memerintahkan kementerian dan lembaga pemerintah (KL) agar lebih terbuka terhadap kritik dan koreksi. Pesan ini jelas: pemerintahan Prabowo ingin membangun hubungan timbal balik yang sehat antara rakyat dan negara.
Menjaga Persatuan Nasional
Di tengah gejolak politik dan aksi massa, Prabowo mengingatkan pentingnya menjaga persatuan nasional. Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk tidak terprovokasi pihak-pihak yang ingin mengadu domba.
“Indonesia di ambang kebangkitan. Jangan mau kita diadu domba. Suarakan aspirasi dengan damai, tanpa kerusuhan, tanpa penjarahan, tanpa merusak fasilitas umum,” katanya.
Prabowo mengingatkan bahwa setiap fasilitas umum yang dirusak sejatinya adalah uang rakyat yang terbuang sia-sia. Dengan kata lain, merusak fasilitas negara sama dengan merugikan diri sendiri.
Ancaman Intervensi Asing
Pernyataan Presiden juga menyinggung adanya indikasi campur tangan kelompok atau pihak luar yang tidak menginginkan Indonesia sejahtera. Menurutnya, bangsa Indonesia harus waspada terhadap intervensi asing yang berusaha memecah belah persatuan.
Ia mengingatkan kembali semangat nenek moyang bangsa: gotong royong. Dengan bekerja sama, rakyat Indonesia akan mampu menjaga lingkungan, keluarga, dan negara dari ancaman internal maupun eksternal.
Makna Politik dari Pernyataan Presiden
Pernyataan ini bukan sekadar respons atas unjuk rasa yang terjadi, tetapi juga mengandung makna politik yang mendalam:
1. Pesan kepada rakyat: Aspirasi sah selama disampaikan dengan damai.
2. Pesan kepada DPR: Jangan bermain-main dengan kepercayaan rakyat.
3. Pesan kepada aparat: Bertugaslah secara profesional dan jangan menyalahgunakan wewenang.
4. Pesan kepada lawan politik: Pemerintah serius menjaga stabilitas dan tidak akan ragu bertindak terhadap upaya makar.
Dengan langkah ini, Prabowo berusaha mengokohkan posisinya sebagai Presiden yang tegas, adil, sekaligus dekat dengan rakyat.
Belajar dari Revolusi dan Sejarah
Sejarah dunia menunjukkan bahwa ketidakadilan sosial dan arogansi penguasa bisa berujung pada revolusi besar, seperti Revolusi Prancis pada 1789. Kala itu, rakyat bangkit karena merasa diperas pajak, sementara bangsawan hidup berfoya-foya.
Prabowo tampaknya ingin mencegah hal serupa terjadi di Indonesia. Dengan menekan DPR agar mengurangi tunjangan dan menahan kunjungan kerja ke luar negeri, ia menunjukkan kepedulian terhadap keresahan rakyat.
Langkah ini penting agar jurang ketidakpercayaan antara rakyat dan wakilnya tidak semakin melebar.
Penutup: Indonesia di Ambang Kebangkitan
Pernyataan Presiden Prabowo Subianto pada 31 Agustus 2025 menjadi titik balik penting dalam dinamika politik Indonesia. Dengan menegaskan komitmen pada demokrasi, menuntut DPR berbenah, menindak aparat yang melanggar, dan melawan anarkisme, ia berusaha menjaga keseimbangan antara kebebasan rakyat dan ketertiban negara.
Di balik ketegasan itu, ada pesan yang lebih dalam: Indonesia sedang berada di ambang kebangkitan. Persatuan dan gotong royong menjadi kunci agar bangsa ini tidak mudah diintervensi atau dipecah belah.
Rakyat berhak menyuarakan aspirasi, dan pemerintah wajib mendengarnya. Namun, aspirasi harus disampaikan dengan damai, tanpa merusak, tanpa menjarah, dan tanpa mengorbankan sesama.
Seperti pesan Prabowo, “Kalau merusak fasilitas umum, artinya menghamburkan uang rakyat.”
Kini, tugas seluruh elemen bangsa adalah memastikan bahwa aspirasi murni benar-benar menjadi energi positif untuk membangun Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera.
Salam blogger persahabatan
Wijaya Kusumah - Omjay - Kakek Jay
Guru blogger Indonesia
Blog https://wijayalabs.com