Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.
Anak Zaman Sekarang Lebih Senang Menatap Layar daripada Menatap Masa Depannya
(Terinspirasi dari pernyataan Najwa Shihab)
Oleh: Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd (Omjay)
"Anak zaman sekarang lebih senang menatap layar daripada menatap masa depannya," begitu kata Najwa Shihab, seorang jurnalis dan tokoh publik yang kerap menyuarakan keprihatinan terhadap dunia pendidikan dan karakter generasi muda. Ucapan ini bukan sekadar kalimat retoris, tetapi potret nyata dari fenomena sosial yang sedang kita hadapi hari ini.
Di berbagai sudut kota, dari halte bus hingga ruang kelas, dari ruang makan keluarga hingga kamar tidur pribadi, kita bisa melihat anak-anak dan remaja yang matanya terpaku pada layar. Entah itu layar ponsel, tablet, atau laptop --- seolah dunia di balik layar lebih menarik daripada dunia nyata di hadapan mereka.
Dunia Digital yang Menelan Waktu
Kecanggihan teknologi seharusnya mempermudah hidup, bukan mempersempit masa depan. Sayangnya, kemajuan digital kini sering disalahgunakan. Aplikasi media sosial, gim daring, dan konten hiburan tanpa batas telah mencuri banyak waktu produktif anak muda.
Mereka begitu sibuk memperbarui status, membuat video pendek, atau sekadar menggulir layar tanpa arah. Padahal, waktu yang sama bisa dipakai untuk membaca buku, menulis ide, atau mempelajari keterampilan baru.
Menurut berbagai penelitian, remaja Indonesia rata-rata menghabiskan lebih dari enam jam per hari di depan layar gawai. Itu berarti hampir sepertiga hari mereka tersita untuk aktivitas pasif. Tak heran jika banyak yang kehilangan arah dan semangat untuk merancang masa depan.
Krisis Fokus dan Empati
Dampak lain yang jarang disadari adalah krisis fokus. Ketika perhatian terpecah antara notifikasi, pesan masuk, dan konten viral, otak anak-anak menjadi terbiasa dengan hal-hal instan. Mereka sulit bertahan pada tugas yang membutuhkan konsentrasi panjang.