Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Guru

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Pesan Bagus Dari Pak Umedi Inspirasi Pagi

27 Oktober 2025   12:24 Diperbarui: 27 Oktober 2025   12:41 134 4 2


INSPIRASI PAGI: BELAJAR MENSYUKURI HIDUP DARI UJIAN, MASALAH, DAN NIKMAT
Oleh: Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd (Omjay)

Setiap pagi adalah anugerah baru dari Allah SWT. Di saat mentari mulai menyingkap tirai malam, kita disapa dengan kesempatan baru untuk berbuat kebaikan. Begitulah yang selalu diingatkan oleh sahabat saya, Ustadz Umedi, dalam setiap pesan Inspirasi Pagi-nya. Tiga hari terakhir, beliau menulis pesan yang sangat menyejukkan hati, penuh makna, dan menyentuh nurani siapa pun yang membacanya.

Omjay guru blogger Indonesia/dokpri
Omjay guru blogger Indonesia/dokpri

1. Rezeki Itu Ujian

Dalam Inspirasi Pagi Sabtu, 25 Oktober 2025, Ustadz Umedi menulis kalimat pembuka yang begitu dalam:

"Dimewahkan bukan berarti dimuliakan. Disempitkan bukan berarti dihinakan."

Kalimat ini mengingatkan kita bahwa rezeki yang datang bukan hanya bentuk kenikmatan, tapi juga ujian. Banyak orang merasa bahwa ketika hidupnya lapang dan serba cukup, berarti ia sedang dimuliakan oleh Allah. Padahal bisa jadi, justru di situlah Allah sedang mengujinya: apakah ia tetap rendah hati dan bersyukur, atau justru sombong dan lupa daratan.

Sebaliknya, ketika hidup sedang sempit, bukan berarti kita sedang direndahkan. Justru dalam kesempitan, Allah sedang mendidik kita agar sabar, kuat, dan lebih dekat kepada-Nya. Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya setiap umat mendapat fitnah, dan fitnah umat ini adalah harta." (HR. Bukhari dan Muslim)

Betapa bijaknya Rasulullah. Harta memang bisa menjadi alat kebaikan, tetapi juga sumber kebinasaan jika salah digunakan. Maka, ujian sejati bukan pada jumlah rezeki yang kita miliki, tapi pada cara kita menyikapinya.

2. Lapangkan Hati, Kecilkan Masalah

Keesokan harinya, Minggu, 26 Oktober 2025, Ustadz Umedi menulis pesan yang tak kalah indah:

"Masalah sekecil apapun akan terasa besar ketika masuk ke dalam hati yang sempit. Masalah sebesar apapun akan terasa kecil ketika masuk dalam hati yang lapang."

Kalimat ini seolah menampar kita yang sering mengeluh karena hal-hal sepele. Hati yang sempit membuat seseorang mudah marah, kecewa, dan stres karena masalah kecil. Namun hati yang lapang, tenang karena keimanan, akan membuat segala cobaan terasa ringan.

Ustadz Umedi pun menutup pesannya dengan doa yang diambil dari QS. Thaha ayat 25--28:

"Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku."

Doa Nabi Musa AS ini bukan sekadar permintaan untuk berbicara lancar, tapi juga agar hati kita lapang menghadapi berbagai tantangan hidup. Betapa indah bila setiap pagi, sebelum beraktivitas, kita mengulang doa ini agar hati kita tenang, pikiran jernih, dan langkah ringan.

3. Bersyukur dalam Segala Kondisi

Dan pagi ini, Senin, 27 Oktober 2025, Ustadz Umedi menulis Inspirasi Pagi yang kembali menggugah kesadaran:

"Nikmatnya menjadi muslim sejati;
Jika hidup miskin bersabar.
Jika hidup kaya bersyukur.
Bisa happy dalam segala kondisi."

Inilah hakikat kebahagiaan yang sejati --- bukan karena banyaknya harta atau tingginya jabatan, tapi karena hati yang selalu bersyukur. Rasulullah SAW bersabda:

"Janganlah kamu melihat kepada orang yang di atas kamu, tapi lihatlah kepada orang yang di bawah kamu, karena itu lebih layak untuk membuat kamu bersyukur kepada Allah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Melihat ke atas hanya akan membuat kita merasa kurang, tetapi melihat ke bawah akan membuat kita sadar betapa banyak nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita. Allah pun menegaskan dalam Al-Qur'an:

"Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah di antara kalian adalah orang yang paling bertakwa." (QS. Al-Hujurat: 13)

Kemuliaan bukan pada kekayaan, kedudukan, atau kepintaran, melainkan pada ketakwaan. Orang yang bertakwa tahu kapan harus bersabar, dan tahu kapan harus bersyukur.

Menutup Hari dengan Semangat dan Doa

Tiga pesan inspiratif ini mengajarkan kita untuk selalu menjaga keseimbangan hati dalam menghadapi hidup. Saat diuji dengan harta, bersikaplah bijak dan dermawan. Saat diuji dengan kesulitan, bersabarlah dan tetap berprasangka baik kepada Allah. Saat diberi kenikmatan, jangan lupa bersyukur dan berbagi kepada sesama.

Hidup ini memang penuh ujian, tapi setiap ujian adalah cara Allah untuk mendekatkan diri kita kepada-Nya. Seperti yang selalu ditulis oleh Ustadz Umedi di akhir setiap pesannya:

"Tetap Semangat. Barakallah fiikum."

Kalimat sederhana namun penuh energi positif. Semoga setiap pagi kita memulai hari dengan semangat yang sama dan semangat untuk menjadi hamba Allah yang sabar, bersyukur, dan selalu berlapang dada dalam menghadapi segala keadaan.

Mari kita isi pagi ini dengan zikir, doa, dan tekad untuk menjadi manusia yang lebih baik. Karena sejatinya, hidup yang berkah adalah hidup yang dijalani dengan hati yang bersyukur dan semangat yang tak pernah padam.

Kisah omjay di Bekasi, 27 Oktober 2025
Omjay/Kakek jay - Guru Blogger Indonesia
Blog https://wijayalabs.com

Omjay guru blogger indonesia/dokpri
Omjay guru blogger indonesia/dokpri