Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Kisah Omjay atau Wijaya Kusumah kali ini tentang Info kesehatan. Kemarin Omjay main ke rumah Pak Dedi Dwitagama. Beliau tetap sehat dan bugar di usia pensiun. Tidak seperti Omjay yang sering sakit karena menderita diabetes.
Kali ini Omjay akan menuliskan kisah Omjay tentang Menuju Remisi Diabetes: Perjalanan Omjay Mencari Kesembuhan.
Ditulis oleh: Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd (Omjay)
Jakarta, 2 November 2025
Pagi ini, saat membuka aplikasi TikTok, saya Omjay menemukan sebuah video pendek yang begitu menggugah hati. Video itu membahas tentang remisi diabetes --- sebuah kondisi di mana penderita diabetes tipe 2 bisa menurunkan kadar gula darahnya hingga ke tingkat normal, tanpa lagi bergantung pada obat-obatan. Omjay juga menemkan video lainnya di youtube.
Video itu menampilkan kisah nyata seseorang yang berhasil membalikkan kondisi kesehatannya dengan pola makan, olahraga, dan disiplin hidup sehat. Saya terpaku. Dalam hati saya berucap pelan, "Saya ingin seperti itu."
Sebagai penderita diabetes tipe 2, saya sudah merasakan betapa beratnya perjuangan melawan penyakit ini. Gula darah yang naik-turun seperti roller coaster membuat tubuh lemas, kepala pusing, dan pikiran kacau. Tidak jarang rasa khawatir menghantui setiap kali hendak memeriksa kadar gula darah. Namun saya selalu berusaha optimis --- karena saya percaya, setiap penyakit pasti ada jalan menuju kesembuhan, atau setidaknya perbaikan yang signifikan jika kita mau berjuang.
Tiga Kali Masuk Rumah Sakit
Saya masih ingat betul, pertama kali dirawat karena diabetes dan hipertensi adalah di Rumah Sakit Immanuel, Bandung, saat Hari Raya Idul Fitri. Momen yang seharusnya penuh kebahagiaan bersama keluarga berubah menjadi masa-masa sulit di ruang rawat. Dokter memutuskan saya harus dirawat karena tekanan darah tinggi dan kadar gula yang melonjak drastis. Saat itu saya sadar, tubuh ini sedang memberi sinyal keras agar saya berhenti abai terhadap pola hidup.
Beberapa waktu kemudian, saya kembali harus dirawat --- kali ini di Rumah Sakit Antam Medika, Pulogadung, Jakarta Timur. Kondisi saya memburuk karena aktivitas padat, kurang istirahat, dan pola makan yang masih belum terkendali. Saya masih suka ngemil di malam hari, masih sering minum kopi manis, dan sulit menolak undangan makan bersama teman-teman. Akibatnya, kadar gula darah kembali naik dan tekanan darah ikut meningkat.
Yang ketiga, saya dirawat di Rumah Sakit Harum Sisma Medika, Kalimalang, Jakarta Timur. Di sinilah saya benar-benar tersadar: jika saya tidak mengubah gaya hidup sekarang juga, penyakit ini bisa menjadi lebih parah. Dokter menasihati saya agar mulai fokus pada self-management --- mengatur pola makan, berolahraga rutin, dan menjaga pikiran agar tidak stres.
Tiga kali dirawat di rumah sakit bukanlah pengalaman yang menyenangkan. Tapi dari setiap peristiwa itu, saya belajar bahwa penyakit ini bukan hukuman, melainkan peringatan. Tubuh kita hanya menuntut perhatian dan kasih sayang yang selama ini mungkin kita abaikan.
Mengenal Remisi Diabetes
Istilah remisi diabetes mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Namun konsep ini kini mulai dikenal luas, terutama di kalangan medis modern dan komunitas kesehatan.
Remisi diabetes bukan berarti sembuh total, melainkan kondisi di mana kadar gula darah penderita kembali normal tanpa obat dalam jangka waktu tertentu. Artinya, tubuh kembali mampu mengatur gula darah secara alami.
Video TikTok yang saya tonton pagi ini membahas hal itu dengan sangat jelas. Sang narasumber menjelaskan bahwa remisi bisa dicapai melalui tiga hal utama:
1. Menurunkan berat badan hingga ke angka ideal.
Lemak berlebih, terutama di sekitar hati dan pankreas, dapat mengganggu produksi insulin. Dengan menurunkan berat badan, sensitivitas insulin meningkat, dan kadar gula bisa kembali stabil.
2. Mengatur pola makan rendah karbohidrat dan gula.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat (low carb) atau bahkan intermittent fasting dapat membantu menurunkan kadar gula darah dan memperbaiki metabolisme tubuh.
3. Rutin berolahraga dan menjaga kebugaran.
Aktivitas fisik membantu tubuh menggunakan glukosa sebagai energi, sehingga kadar gula dalam darah berkurang secara alami.
Ketiga hal ini terdengar sederhana, tetapi dibutuhkan komitmen dan disiplin tinggi untuk menjalaninya. Bagi saya, video itu bukan hanya informasi, tapi juga motivasi. Saya ingin mencobanya. Saya ingin sembuh, atau setidaknya mencapai remisi.
Langkah Kecil Menuju Perubahan
Sejak menonton video tersebut, saya mulai menata kembali rutinitas harian saya. Saya berusaha lebih disiplin dalam mengatur waktu makan, memperbanyak sayur dan buah, serta mengurangi nasi putih dan makanan manis.
Setiap pagi, saya Omjay berusaha untuk berjalan kaki ringan sekitar 30 menit sambil menikmati udara segar. Saya juga mulai rutin memeriksa kadar gula darah sendiri di rumah agar tahu perkembangan kondisi tubuh.
Perubahan kecil ini memberi dampak besar. Tubuh terasa lebih ringan, tidur lebih nyenyak, dan pikiran pun lebih tenang. Saya tahu jalan menuju remisi masih panjang, tapi setidaknya saya sudah memulainya.
Buku Digital 90 Hari Menuju Remisi Diabetes
Alhamdulillah, dari video tersebut saya juga mendapatkan rekomendasi sebuah buku digital berjudul 90 Hari Remisi Diabetes. Buku ini sangat membantu memahami bagaimana cara mengatur pola makan, aktivitas, dan pikiran agar tubuh bisa kembali sehat.
Buku ini saya bagikan secara gratis untuk siapa pun yang ingin belajar bersama saya. Cukup kirim email ke wijayalabs@gmail.com, dan saya akan kirimkan buku digitalnya sebagai bentuk kepedulian saya terhadap sesama penderita diabetes.
Saya percaya, berbagi ilmu dan pengalaman adalah bentuk ikhtiar kolektif untuk saling menguatkan. Banyak orang yang diam-diam berjuang melawan penyakit ini sendirian, padahal dukungan dari sesama sangat berarti.
Pesan dari Dokter dan Harapan untuk Sesama
Seorang dokter penyakit dalam yang saya temui pernah berkata,
"Diabetes memang tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, tapi bisa dikendalikan. Dan jika Anda disiplin, tubuh punya kemampuan luar biasa untuk pulih. Jangan lawan tubuh Anda, tapi ajak dia bekerja sama."
Kalimat itu terus saya ingat sampai sekarang.
Saya menulis artikel kisah Omjay ini bukan untuk mengeluh, tapi untuk berbagi semangat. Diabetes bukan akhir dari segalanya. Kita masih bisa berjuang, memperbaiki diri, dan mengembalikan kualitas hidup yang lebih baik.
Saya Omjay percaya, jika kita menjalani hidup dengan disiplin, sabar, dan ikhlas, maka Allah akan menunjukkan jalan kesembuhan. Kita harus terus berusaha dan pantang menyerah. Kita pasti bisa kembali sehat.
Setiap hari adalah kesempatan baru untuk berubah. Pagi ini, video di TikTok telah membuka mata saya bahwa remisi bukan hal mustahil. Dan saya ingin membuktikannya, dengan tekad, doa, dan usaha yang sungguh-sungguh.
Semoga kisah ini menginspirasi para pejuang diabetes lainnya. Mari kita jalani perjalanan ini bersama, dengan harapan dan keyakinan: bahwa kesembuhan bukan sekadar mimpi, tapi bisa menjadi kenyataan.
Salam blogger persahabatan
Wijaya Kusumah - omjay
Guru blogger indonesia
Blog https://wijayalabs.com
Klik https://vt.tiktok.com/ZSyrxVCBQ/
https://www.tiktok.com/@cerita.babeh/video/7557260737236782348?is_from_webapp=1&sender_device=pc
Wijaya Kusumah:
https://vt.tiktok.com/ZSyrxVCBQ/