Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Guru

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Selamat Hari Pahlawan Bagi Guru Tanpa Tanda Jasa dan Pahlawan Insan Cendekia

10 November 2025   08:20 Diperbarui: 10 November 2025   11:05 90 1 1


Selamat Hari Pahlawan: Guru, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang Menyalakan Cahaya Peradaban. Inilah kisah Omjay di hari pahlawan. Semoga kita dapat belajar dari perjuangan pahlawan bangsa Indonesia.

Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan untuk mengenang jasa para pejuang yang rela berkorban demi kemerdekaan dan masa depan bangsa. Mereka berjuang dengan semangat merdeka atau mati, mempertaruhkan nyawa demi merah putih tetap berkibar. Namun kini, di era kemerdekaan, perjuangan belum selesai. Ada pahlawan-pahlawan baru yang berjuang tanpa senjata, tanpa sorotan kamera, tetapi tetap menyalakan obor ilmu pengetahuan di seluruh pelosok negeri. Mereka adalah para guru --- pahlawan tanpa tanda jasa, pahlawan insan cendekia.

Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga pembentuk karakter dan penjaga peradaban. Dari tangan merekalah lahir generasi yang cerdas, berakhlak, dan siap menghadapi masa depan. Tanpa guru, sehebat apa pun kurikulum dan fasilitas pendidikan tidak akan bermakna. Guru hadir bukan sekadar mentransfer ilmu, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kehidupan: kejujuran, kerja keras, disiplin, dan cinta tanah air.

Di desa terpencil, di pulau terluar, hingga di kota-kota besar, para guru tetap setia mengabdi. Ada yang menyeberangi sungai dengan rakit sederhana, ada yang berjalan kaki berjam-jam setiap hari, dan ada pula yang mengajar di sekolah tanpa listrik dan jaringan internet. Namun semangat mereka tidak pernah padam. Mereka tetap tersenyum, mengucap salam kepada murid-muridnya, dan memulai hari dengan doa agar anak-anak bangsa kelak menjadi penerus perjuangan para pahlawan.

Sebagaimana para pejuang 10 November 1945 bertempur dengan darah dan air mata, guru juga berjuang dengan kesabaran dan ketulusan. Bedanya, senjata mereka bukan bambu runcing, melainkan pena dan papan tulis. Medan perang mereka bukan di Surabaya, melainkan di ruang kelas dan dunia digital. Mereka melawan kebodohan, keterbelakangan, dan ketimpangan pendidikan. Kemenangan mereka bukan berupa bendera yang dikibarkan, melainkan murid yang tersenyum karena berhasil meraih cita-cita.

Namun, sering kali perjuangan guru tidak diiringi penghargaan yang setimpal. Masih banyak guru honorer yang menerima upah jauh di bawah standar, bahkan ada yang harus mencari pekerjaan sampingan demi bertahan hidup. Padahal, merekalah garda terdepan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Di sinilah makna pahlawan tanpa tanda jasa benar-benar terasa. Mereka berjuang bukan untuk kemewahan, tetapi karena panggilan hati dan cinta terhadap ilmu.

kenangan bersama pak bambang dan pak winarno/dokpri
kenangan bersama pak bambang dan pak winarno/dokpri

Komentar Dr. Wijaya Kusumah (Omjay), Guru Blogger Indonesia

"Bagi saya, setiap guru adalah pahlawan dalam diam," ujar Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd., atau yang akrab disapa Omjay. "Mereka mungkin tidak tampil di televisi, tidak mendapatkan penghargaan besar, tetapi setiap hari mereka menyalakan api semangat di dada anak-anak bangsa. Guru sejati tidak hanya mengajar, tapi juga menginspirasi. Mereka menulis, berinovasi, dan terus belajar agar tak tertinggal oleh zaman."

Omjay menambahkan, di era digital seperti sekarang, guru harus menjadi insan cendekia yang adaptif, menguasai teknologi tanpa kehilangan nilai-nilai luhur pendidikan. "Menjadi guru masa kini berarti siap belajar sepanjang hayat. Kita tidak bisa berhenti di zona nyaman. Hari ini guru bukan sekadar penyampai materi, tapi juga pemandu karakter dan moral di tengah banjir informasi. Itulah perjuangan pahlawan pendidikan abad ke-21."

Pandangan Dr. Sumardiansyah Perdana Kusumah, Tokoh Muda PGRI dan Ketua Umum APKS PGRI

Sementara itu, Dr. Sumardiansyah Perdana Kusumah, Ketua Umum Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis (APKS) PGRI, menegaskan bahwa Hari Pahlawan harus menjadi momentum untuk merefleksikan perjuangan guru masa kini.

"Guru adalah pahlawan peradaban," ungkapnya. "Kalau dulu para pahlawan berjuang merebut kemerdekaan dengan senjata, maka kini guru berjuang menjaga kemerdekaan dengan pendidikan. Tugas guru adalah memastikan bahwa kemerdekaan ini diisi dengan kecerdasan, kemandirian, dan karakter yang kuat."

Beliau juga mengingatkan pentingnya memperjuangkan kesejahteraan guru agar mereka dapat mengajar dengan tenang dan profesional. "Kita tidak boleh membiarkan guru berjuang sendirian. Negara harus hadir memastikan mereka mendapatkan hak yang layak. Menghargai guru sama artinya menghargai masa depan bangsa."

Pahlawan Insan Cendekia, Penjaga Masa Depan

Guru masa kini menghadapi medan juang yang baru --- dari ruang kelas nyata hingga ruang digital, dari papan tulis hitam hingga layar laptop. Namun semangat mereka tetap sama: membangun manusia Indonesia yang berkarakter, berpengetahuan, dan berkepribadian luhur.

Setiap langkah guru adalah bentuk pengabdian. Setiap peluh yang menetes saat mengajar adalah tanda perjuangan. Setiap murid yang berhasil adalah kemenangan seorang guru. Maka pantaslah jika kita menyebut mereka sebagai pahlawan masa kini. Mereka tidak menuntut penghargaan, tetapi berhak mendapatkan penghormatan. Karena tanpa guru, tidak akan ada generasi penerus bangsa yang siap memimpin Indonesia menuju masa depan yang gemilang.

Di momen Hari Pahlawan 10 November ini, marilah kita mengingat jasa para pejuang kemerdekaan sekaligus menghormati para guru di seluruh penjuru tanah air. Mereka adalah dua generasi pahlawan yang berbeda zaman, namun memiliki semangat yang sama --- berjuang demi kemajuan dan kejayaan Indonesia.

Kepada seluruh guru Indonesia, kami ucapkan dengan penuh rasa hormat dan bangga:
Selamat Hari Pahlawan!
Teruslah menyalakan api semangat di hati peserta didik. Jadilah pelita yang tak padam meski diterpa gelombang zaman. Karena di tanganmu, masa depan bangsa ini digenggam dan dibentuk.

Kau bukan sekadar pengajar, tapi pembangun jiwa bangsa.
Kau bukan sekadar pahlawan tanpa tanda jasa, tapi pahlawan yang menyalakan cahaya ---
Cahaya ilmu, cahaya harapan, dan cahaya peradaban.

Salam blogger persahabatan
Wijaya Kusumah - omjay
Guru blogger Indonesia
Blog https://wijayalabs.com

Omjay guru blogger indonesia/dokpri
Omjay guru blogger indonesia/dokpri