Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang sedang mempelajari materi perkuliahan mengenai jurnalistik.
Belakangan ini, istilah velocity sering muncul di media sosial, terutama dalam konten momen buka puasa bersama. Velocity adalah teknik editing di TikTok yang membuat video terlihat lebih dinamis dengan perpaduan speed-up dan slow-down yang sinkron dengan beat musik. Kini, hampir semua pengguna TikTok, dari selebriti, influencer, hingga pengguna biasa, terpaku pada tren ini.
Dikutip dari laman resmi CapCut, velocity merupakan teknik mengedit atau efek video yang dapat memodifikasi kecepatan klip pada rentang frame tertentu. Kecepatan klip bisa dimodifikasi agar lebih cepat atau lebih lambat. Dalam dunia pengeditan video, tujuan penggunaan velocity adalah untuk membuat bagian khusus yang dapat menonjolkan momen atau menambah gaya pada video. TikTok sendiri mendukung tren ini dengan berbagai fitur editing yang memudahkan pengguna dalam menciptakan video velocity yang sempurna.
Ada beberapa faktor yang membuat video velocity saat bukber menjadi viral di media sosial. Pertama, visual yang lebih menarik, di mana efek transisi yang halus dan sesuai dengan beat musik membuat video terlihat lebih dramatis dan estetik. Kedua, kemudahan dalam mengedit langsung di TikTok, karena fitur pengeditan bawaan memungkinkan siapa saja untuk mencoba tren ini tanpa memerlukan aplikasi tambahan. Ketiga, peluang masuk FYP yang lebih besar, sebab video dengan efek unik seperti velocity edit cenderung mendapatkan lebih banyak interaksi dan kemungkinan masuk ke halaman utama pengguna lain. Terakhir, dokumentasi Ramadan yang berbeda, karena dengan teknik ini, momen kebersamaan saat berbuka puasa bisa diabadikan dengan cara yang lebih modern dan kreatif.
Tak hanya itu, kecepatan penyebaran tren ini juga didukung oleh algoritma TikTok yang secara aktif mempromosikan konten berbasis tren. Video dengan efek velocity lebih sering muncul di halaman For You Page (FYP), yang mendorong lebih banyak pengguna untuk mencoba dan mengikuti tren ini. Dengan semakin banyaknya kreator yang membuat konten serupa, tren velocity edit saat bukber berkembang pesat dan menjadi bagian dari gaya baru dalam mendokumentasikan momen Ramadan.
Beberapa lagu yang kerap digunakan dalam tren ini antara lain remix dari "Aku Dah Lupa" "OK" "Are You Ready," serta berbagai musik yang sedang populer di platform tersebut. Mayoritas pengguna yang mengikuti tren velocity edit ini berasal dari kalangan Generasi Z yang berusia sekitar 16 hingga 25 tahun. Kelompok ini mencakup pelajar SMA hingga pekerja muda yang memang dikenal memiliki ketertarikan tinggi terhadap musik dengan beat cepat atau yang sering disebut sebagai musik jedag-jedug. Selain itu, Gen Z juga dikenal aktif dalam mengadopsi tren media sosial dan menjadikannya sebagai bagian dari ekspresi kreatif mereka.
Seorang pengguna TikTok, Meyfi (19), mengungkapkan bahwa ia kerap mengedit video bukbernya dengan velocity agar lebih menarik. "Tahun-tahun sebelumnya kalau bukber biasanya cuma ambil foto atau video biasa, tapi sekarang kalau nggak membuat video velocity rasanya kurang seru. Lebih terasa vibes asyiknya kalau ada efek slow-mau atau velocity dalam video konten yang dibuat" ujarnya.
Senada dengan Meyfi, Riska (19) mahasiswa aktif yang gemar membuat konten tiktok trendy juga mengungkapkan bahwasanya video dengan efek velocity memberikan dimensi baru dalam mendokumentasikan momen-momen spesial. "Velocity itu bukan sekadar tren, tapi juga cara baru untuk mengabadikan momen sederhana terasa lebih asyik dan menyenangkan," katanya
Lantas Bagimana Cara Membuat Video Velocity?
Membuat video dengan efek velocity di TikTok sebenarnya cukup sederhana, terlebih karena fitur editing-nya telah tersedia secara otomatis di dalam aplikasi. Berikut langkah-langkah umumnya: