Aryo S Eddyono
Aryo S Eddyono Dosen

Mengajar Jurnalistik dan Media Massa di Universitas Bakrie. Meneliti isu-isu pers dan demokrasi, media dan budaya, media alternatif, serta soal konten/jurnalisme warga.

Selanjutnya

Tutup

Video Artikel Utama

Perburuan Jengkol di Pasar Induk Kramat Jati

15 September 2018   08:54 Diperbarui: 15 Januari 2019   09:56 2790 2 1

Saya berlanjut ke pedagang lainnya. Setidaknya sudah empat pedagang jengkol saya temui. Selisih harga dari satu pedagang ke pedagang lainnya agak tipis. Paling beda dua sampai lima ribu sekilo. Tergantung penawaran dan besar-kecilnya ukuran jengkol. Dari harga itu, di tingkat pengecer akan naik lagi sebesar kurang lebih lima ribu rupiah perkilonya.

Terakhir, saya menargetkan diri mendapatkan jengkol yang besar dengan harga yang murah. Saya merapat ke los yang dimiliki Bang Adam. "Tiga puluh ribu sekilo. Besar-besar ini," ujar Bang Adam, tak bisa ditawar lagi. Saya ambil dua kilo saja.

Total empat kilo jengkol saya bawa pulang. Rasanya puas belanja di Pasar Induk Kramat Jati ini. Apalagi mencari jengkol kesukaan saya. Sejam lebih pencarian saya, selama  itu pula saya banyak mendapatkan ilmu soal jengkol dan belajar kehidupan dari banyak pedagang.

Di benak saya beragam makanan olahan jengkol mengantre satu-persatu untuk dimasak. Ada rendang jengkol, gulai jengkol, jengkol balado, dan banyak lagi. 

Selamat makan jengkol, kawan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2