Blogger yang sedang mencari celah waktu untuk membaca buku | email : irerosana@gmail.com
Bagaimana ya rasanya bukber 6000 takjil di masjid terbesar se-Asia Tenggara?
Kali ini saya ingin mengajak teman-teman Kompasianer untuk mengikuti keseruan ngabuburit dan bukber di masjid terbesar se Asia Tenggara yaitu Istiqlal.
Bukan rahasia lagi kalau masjid Istiqlal berbagi ribuan takjil setiap hari selama bulan suci ramadan. Kegiatan ini menarik animo seluruh lapisan masyarakat dari berbagai daerah. Beberapa orang yang saya temui mengaku datang dari Jakarta Barat, Depok, Bogor, dan ada juga lho yang datang dari luar negeri seperti China.
Saya sendiri tiba di Istiqlal menjelang ashar melalui pintu utara. Begitu masuk, saya sudah disambut aneka bazar makanan dan minuman dengan tenda berwarna putih.
Tenda-tenda tersebut menjual makanan mulai dari yang berat seperti satai, gudeg, steak, empek-empek, hingga yang ringan seperti, dimsum, kebab, gorengan dan mendoan. Ada juga minuman seperti es jeruk, thai tea, jus buah dan lain-lain.
Di halaman utama ada bazar pakaian serta beberapa stand produk-produk sponsor. Di sana terlihat jauh lebih sepi dan belum banyak pengunjung karena masih jauh dari jam bedug maghrib.
Kegiatan berbagi takjil sendiri berlangsung di halaman bagian dalam masjid. Begitu masuk rupanya sudah banyak orang duduk rapi di ruas-ruas jalan. Kami yang baru datang langsung diarahkan untuk membentuk barisan di lapangan oleh petugas.
Tak selang begitu lama, para petugas pun membagikan takjil berupa nasi kotak. Isinya antara lain nasi, daging rendang, sayur labu siam, pisang, kurma serta air mineral.
Setelah mendapat nasi boks, banyak orang bubar dan mencari tempat ternyamannya sendiri-sendiri sembari mendengarkan kajian dari ustad dan menunggu bedug maghrib tiba.
Ada juga yang menghabiskan waktu dengan foto-foto, mencari tambahan takjil dari luar, salat atau sekadar duduk-duduk sembari mengobrol bersama rombongan.
Bagi teman-teman yang ingin mencoba bukber di Istiqlal, ada beberapa peraturan umum yang harus dipatuhi di antaranya datang tepat waktu, memakai pakaian yang sopan, antre atau berbaris dengan rapi, mengambil secukupnya, dan membuang sampah pada tempatnya.
Ketika adzan maghrib tiba, pengunjung terbagi menjadi 2, mereka yang lanjut menghabiskan makanannya dan mereka yang memilih untuk salat maghrib berjamaan terlebih dahulu.
Setelah salat maghrib kami pun kembali menuju ke bazar untuk membeli beberapa makanan dan minuman. Suasana di halaman masjid terlihat lebih ramai setelah jam berbuka puasa.
Deretan bazar yang tadinya sepi juga terlihat lebih ramai pengunjung. Beberapa orang juga terlihat masih berbaris untuk mendapat produk gratis dari sponsor. Terlihat juga beberapa content creator yang sedang live streaming sementara sisanya merekam suasana untuk materi konten.
Kurang lebih begitulah suasana bukber di masjid Istiqlal tahun 2024. Bagaimana keseruan bukber di daerahmu?