Guru di SMAN 9 Kota Bekasi yang tertarik menulis di Kompasiana. Penulis reflektif, dan pengamat kehidupan sosial sehari-hari. Menulis bagi saya adalah cara merekam jejak, menjaga kenangan, sekaligus mengolah ulang pengalaman menjadi gagasan yang lebih jernih. Saya tumbuh dari kisah pasar tradisional, sawah, dan gunung yang menjadi latar masa kecil di Cisalak-Subang. Kini, keseharian sebagai guru membuat saya dekat dengan cerita murid, dunia pendidikan, serta perubahan sosial yang terjadi di sekitar kita. Di Kompasiana, saya banyak menulis tentang: pendidikan yang manusiawi, dinamika sosial budaya, kenangan kecil yang membentuk cara pandang, serta fenomena keseharian seperti kafe, pasar, hujan, dan keluarga. Saya punya prinsip tulisan yang baik bukan hanya menyampaikan pendapat, tetapi juga mengajak pembaca berhenti sejenak untuk merenung, tersenyum, atau tergerak untuk berubah.

Video ini saya ambil hari Kamis, tanggal 04 Januari 2024. Di suatu pagi yang cerah, setelah sehari dan semalam sebelumnya hujan lebat membasahi tanah, selembar torehan alam terbuka dengan kehidupan yang penuh keindahan. Suara riang kicau burung yang bersahutan mengisi udara segar, menciptakan simfoni alam yang menyejukkan hati.


Bunga-bunga yang sebelumnya tertutup kini mekar dengan indahnya, memamerkan warna-warna cerah mereka yang seolah bersorak menyambut pagi. Tetesan embun yang masih tersisa dari hujan semalam berkilau di atas kelopak bunga, menciptakan gambaran yang begitu memesona.




Setelah hujan, udara terasa lebih segar dan bersih. Aromanya seperti campuran antara tanah basah, dedaunan segar, dan keharuman bunga-bunga yang bermekaran. Semilir angin yang lembut membawa harum alam, menyelusuri rambut dan menyentuh wajah dengan lembut.

