agus hendrawan
agus hendrawan Guru

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Napas Kehidupan di Pinggiran Kota yang Terlupakan

18 September 2024   11:53 Diperbarui: 18 September 2024   12:03 152 11 5


dokumen pribadi
dokumen pribadi

Di tepi sebuah kota penyangga, di antara hiruk-pikuk beton dan lalu lintas padat, berdiri sebuah danau yang sunyi Danau Cibeureum. Sebuah oase buatan yang mungkin tampak sederhana bagi sebagian orang, namun bagi masyarakat sekitar, danau ini adalah nafas kehidupan yang vital. Airnya tidak sekadar menampung hujan, tetapi menampung harapan, kesejahteraan, dan keseimbangan bagi mereka yang hidup di sekitarnya. Di tengah arus urbanisasi yang tak terhindarkan, Danau Cibeureum menjadi pengingat bahwa alam, bahkan yang telah disentuh tangan manusia, tetap memiliki peran yang jauh lebih dalam dari sekadar pemandangan.

Sebuah Penjaga di Antara Beton dan Asap

Bekasi, kota yang tumbuh di bawah bayang-bayang ibu kota, adalah tempat di mana modernitas terus menggeliat. Gedung-gedung menjulang, perumahan bermunculan di setiap sudut, dan jalan-jalan yang tak pernah tidur. Namun, di pinggirannya, di balik lapisan kemajuan itu, Danau Cibeureum berdiam diri. Ia tidak mencoba menyaingi gedung pencakar langit, namun kehadirannya menjadi pelindung yang tak terucap.

Danau Cibeureum adalah pahlawan sunyi yang menyerap air hujan dan mengalirkannya secara perlahan. Ia menjadi solusi alami untuk menahan laju banjir yang kerap kali menghantui wilayah Bekasi dan sekitarnya. Ketika hujan deras menghujam kota, danau ini dengan tenang menerima air berlimpah, menahannya sejenak, lalu melepaskannya secara perlahan. Tanpa danau ini, air mungkin sudah meluap, menggenangi rumah, jalan, dan bahkan kehidupan masyarakat sekitar.

Oase Ekologis di Tengah Urbanisasi

Ketika kita berbicara tentang alam di kota-kota besar, seringkali yang muncul hanyalah gambaran taman kecil atau sisa-sisa ruang hijau yang terselip di antara bangunan. Namun, Danau Cibeureum menawarkan lebih dari sekedar estetika. Di sekitar danau ini, burung-burung masih bisa terbang bebas, hinggap di pohon-pohon yang tumbuh di tepiannya, ikan-ikan berenang di airnya, dan flora yang beragam hidup damai di habitatnya. Danau ini telah menjadi rumah bagi ekosistem yang rapuh namun penuh kehidupan.

Bagi masyarakat sekitar, keberadaan danau ini berarti kehadiran sebuah paru-paru hijau yang menyaring udara dari debu-debu kota dan polusi kendaraan. Ia menyegarkan udara yang sesak, menyediakan lingkungan yang lebih sehat bagi mereka yang tinggal di sekitarnya. Dan lebih dari itu, Danau Cibeureum memberikan kedamaian suatu tempat di mana warga dapat melarikan diri sejenak dari kerasnya kehidupan kota dan menemukan ketenangan dalam keindahan alam yang sederhana.

Sumber Kehidupan yang Tak Ternilai

Danau Cibeureum bukan hanya cermin bagi langit dan tempat bagi ekosistem. Ia juga menjadi sumber kehidupan ekonomi bagi banyak masyarakat sekitar. Para pemancing menggunakan air danau untuk mencari ikan, sumber protein yang menjadi tumpuan hidup keluarga mereka. Pertanian-pertanian kecil di sekitar danau bergantung pada airnya untuk mengairi ladang, menjaga tanaman tetap subur di tengah musim kemarau yang panjang. Setiap tetes air di danau ini membawa manfaat yang jauh lebih besar dari yang tampak di permukaan.

Lebih jauh lagi, danau ini juga telah menjadi magnet bagi pariwisata lokal. Warga kota yang penat dengan kehidupan yang sibuk datang ke sini, membawa keluarga untuk menikmati piknik sederhana, berjalan-jalan di sepanjang tepian, atau sekadar duduk dan menatap air yang tenang. Mereka yang menggantungkan hidup dari sektor pariwisata, seperti penjual makanan atau pengelola wisata perahu, kini dapat memperoleh penghidupan dari arus pengunjung yang terus meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2