Guru di SMAN 9 Kota Bekasi yang tertarik menulis di Kompasiana. Penulis reflektif, dan pengamat kehidupan sosial sehari-hari. Menulis bagi saya adalah cara merekam jejak, menjaga kenangan, sekaligus mengolah ulang pengalaman menjadi gagasan yang lebih jernih. Saya tumbuh dari kisah pasar tradisional, sawah, dan gunung yang menjadi latar masa kecil di Cisalak-Subang. Kini, keseharian sebagai guru membuat saya dekat dengan cerita murid, dunia pendidikan, serta perubahan sosial yang terjadi di sekitar kita. Di Kompasiana, saya banyak menulis tentang: pendidikan yang manusiawi, dinamika sosial budaya, kenangan kecil yang membentuk cara pandang, serta fenomena keseharian seperti kafe, pasar, hujan, dan keluarga. Saya punya prinsip tulisan yang baik bukan hanya menyampaikan pendapat, tetapi juga mengajak pembaca berhenti sejenak untuk merenung, tersenyum, atau tergerak untuk berubah.
Mengisi Kemerdekaan dengan Semangat Pemuda
Sebagai pemuda Indonesia, mari kita ambil peran aktif untuk mengisi kemerdekaan. Di era yang serba dinamis ini kontribusi kita berupa gerakan, ide, inovasi, dan kreasi akan sangat menentukan.
Perubahan kepemimpinan adalah babak baru yang memerlukan sumbangsih dari seluruh lapisan masyarakat, terutama dari kita generasi muda yang memiliki energi dan gagasan yang masih segar.
Hari Sumpah Pemuda ke-96 kita jadikan momentum untuk berkomitmen kembali pada persatuan, memegang teguh nilai-nilai bangsa, dan terus berkontribusi bagi Indonesia. Bersama-sama kita wujudkan semangat Maju Bersama Indonesia Raya dalam setiap tindakan, baik di bidang pendidikan, ekonomi, teknologi, maupun lingkungan.
Dengan semangat Sumpah Pemuda, kita bisa menjadikan transisi ini sebagai tonggak untuk membawa Indonesia menuju kemajuan yang lebih besar.