Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.
"Di tengah rimbunnya ilalang yang menari, bisikan alam bergema, mengajak raga untuk berhenti sejenak dan mendengarkan. Di sanalah aku temukan ketenangan yang lama hilang dari pandangan."
Sebagai seorang pekerja dan pengamat alam, hari-hari saya kerap diwarnai dengan kesibukan yang tak kunjung henti. Namun, ada saat-saat di mana rasa bosan dan penat seolah mengajakku untuk melihat lebih dalam ke sekitar. Dari balik layar kelas dan ruang kerja, tersembunyi tarian ilalang, nyanyian pagi, dan kehidupan kecil yang hidup berdampingan dengan hiruk-pikuk kota.
Tengoklah Tarian Ilalang: Ketika Hening Menyimpan Keindahan
Video ini saya rekam di area yang sering dianggap tak menarik: Lahan kosong di pinggir sekolah, bersemak ilalang yang tak tersentuh. Banyak yang melewatinya begitu saja, menganggapnya sekadar lahan liar. Namun, saat saya memutuskan untuk merekamnya, ilalang-ilalang ini berubah menjadi penari di panggung alam, bergerak seirama angin yang lembut. Seakan ada pesan tak terlihat dari alam untuk memperlambat langkah, berhenti sejenak, dan mengamati.
"Tarianmu tak terlihat megah, namun penuh makna yang tak bisa dijelaskan. Seperti hidup ini, bergerak dalam ritme yang terkadang tak kita mengerti."
Lahan kosong di pinggir sekolah ini, yang bagi banyak orang sekadar dipenuhi rumput liar dan semak belukar, menjelma menjadi lautan ilalang yang bergoyang pelan saat angin menyapa.
Sepenggal Kisah Kepiting Rawa di Sudut Kota: Refleksi Ketabahan
Di sudut kota yang tak jauh dari tempat saya bekerja, saya menemukan habitat kepiting rawa dan ekosistem yang membentuknya, mereka hidup tenang di rawa kecil di sebuah sudut kota debgan segala hiruk-pikuknya. Melihatnya bertahan dalam lingkungan yang tampak tidak bersahabat, saya merasa ada pelajaran berharga di sana tentang ketabahan dan adaptasi. Kota bisa begitu cepat dan keras, namun alam memiliki caranya sendiri untuk tetap bertahan.
Lewat video ini, saya mencoba mengingatkan kita semua bahwa alam di sekitar kita, sekecil apa pun, masih bertahan, meskipun sering kali tidak kita sadari.
Terjebak dalam Hujan: Rasa Syukur di Tengah Hujan
Ketika hujan turun, biasanya kita berlari mencari tempat berlindung. Tapi kali itu, saya memutuskan untuk berkeliling. Saya merekam setiap tetesan air, setiap percikan yang menari di atas dedaunan dan tanah. Hujan membawa ketenangan yang dalam, suara alam yang menghanyutkan, dan seolah mengajak kita untuk merenungkan arti syukur.
Dalam narasi puisi yang saya bacakan, saya menyadari betapa hujan sering kali menjadi pengingat akan pentingnya waktu untuk berhenti, menghirup napas dalam-dalam, dan menerima apa adanya.
"Hujan datang tanpa permisi, memberi sejuk bagi yang mau menunggu. Di sela rinainya, kita belajar menerima, tanpa tergesa menanti mentari."
Hujan ini mengingatkan saya bahwa hidup tak selalu menuntut kita bergerak cepat. Ada keindahan dalam melambat, merenung, dan menerima ritme alami dari apa yang ada.
Menemukan Keindahan di Balik Keseharian
semua video yang saya buat adalah pengingat bagi diri saya sendiri dan mungkin juga bagi Anda untuk berhenti sejenak, mengamati, dan meresapi keindahan yang ada di sekitar kita. Disela kesibukan dan kebisingan, sering kali ada hal-hal kecil yang diam-diam menerangkan kita tentang kehidupan: tentang ketabahan, syukur, dan ikhlash.
Mungkin, alam hanya ingin kita mendengarnya kembali. Setiap gerakan ilalang, setiap tetes hujan, dan setiap suara burung adalah cerita yang ingin disampaikan. Seperti halnya kota yang kita huni, setiap sudutnya punya cerita yang layak untuk dinikmati.
Di tengah rutinitas kita, mungkin ada saat-saat untuk berhenti sejenak dan mendengarkan alam. Mencari ketenangan disela hiruk-pikuk kota, dan mendengar bisikan alam yang jarang kita hiraukan bisa jadi momen kecil yang menghadirkan rasa syukur dan keseimbangan dalam diri.