Guru di SMAN 9 Kota Bekasi yang tertarik menulis di Kompasiana. Penulis reflektif, dan pengamat kehidupan sosial sehari-hari. Menulis bagi saya adalah cara merekam jejak, menjaga kenangan, sekaligus mengolah ulang pengalaman menjadi gagasan yang lebih jernih. Saya tumbuh dari kisah pasar tradisional, sawah, dan gunung yang menjadi latar masa kecil di Cisalak-Subang. Kini, keseharian sebagai guru membuat saya dekat dengan cerita murid, dunia pendidikan, serta perubahan sosial yang terjadi di sekitar kita. Di Kompasiana, saya banyak menulis tentang: pendidikan yang manusiawi, dinamika sosial budaya, kenangan kecil yang membentuk cara pandang, serta fenomena keseharian seperti kafe, pasar, hujan, dan keluarga. Saya punya prinsip tulisan yang baik bukan hanya menyampaikan pendapat, tetapi juga mengajak pembaca berhenti sejenak untuk merenung, tersenyum, atau tergerak untuk berubah.
Pendahuluan
Bekasi sebuah kota yang dikenal sebagai rumah bagi pendatang dari berbagai daerah, memiliki kekayaan cerita yang sering tersembunyi di balik hiruk pikuknya.
Salah satu pengalaman menarik yang baru-baru ini saya alami adalah kunjungan ke Saung Ujang Cianjur, sebuah rumah makan yang menyajikan sajian lezat, dan suasana pedesaan yang menenangkan.
1. Pengalaman Memberi Makan Ikan: Hiburan dan Pendidikan Anak

Setibanya di Saung Ujang Cianjur, hal pertama yang mencuri perhatian adalah kolam-kolam besar yang dipenuhi ikan. Anak-anak tampak sangat antusias memberi makan ikan menggunakan pakan yang tersedia di kasir.
Aktivitas yang sangat menghibur, dan menjadi sarana pendidikan sederhana tentang pentingnya menjaga ekosistem air. Dengan adanya kolam ini, anak-anak dapat belajar sambil bermain yang berkesan.

"Melihat anak-anak tertawa riang saat memberi makan ikan, saya teringat masa kecil di kampung halaman. Kesederhanaan seperti ini sering kali menjadi momen yang paling bermakna."
2. Pesawahan dan Taman: Napas Segar di Tengah Kota