Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.
Sebait syair lagu nasehat menyertai Tari Mapag Ndara yang berisi pitutur tentang kehidupan sebagai pengingat untuk kita manusia yang tidak lepas dari kodrat Yang Maha Kuasa.
Tari Mapag Ndara merupakan sebuah tarian yang disajikan untuk menyambut tamu atau orang yang dihormati, ketika berkunjung. Mapag yang dalam bahasa Brebes berarti menyambut dan Ndara berarti orang yang dihormati.
Tari Mapag Ndara menggambarkan tentang masyarakat Brebes pada umumya yang memiliki sifat humanis, dinamis,pluralis dan agamis. Sifat mau bersahabat dan menghormati tamu, sebagaimana yang diajarkan Rasulullah.
Letak geografis Kabupaten Brebes yang berbatasan dengan propinsi Jawa Barat menjadikan daerah ini muara perpaduan seni Jawa dan Sunda. Akulturasi dia budaya menjadi inspirasi tarian Mapag Ndara.
Vokabuler gerak tari ini merupakan pengembangan dari beberapa vokabuler tari yang tumbuh dan berkembang di daerah Brebes, di antaranya Tari Topeng Losari, Tari Kuntulan dan juga Tari Jaipong.
Hal ini bisa terlihat gerakan ngegot, enggrek, kembangan jaipong, mlingser, ngglebes yang sudah mengalami proses penggarapan . Begitu juga dengan garapan musik pengiringnya. iringannya.
Rasa bangga dan bersyukur sebagai warga Brebes yang memiliki berbagai komoditas unggulan tergambar dari warna biru selendang yang dipakai menggambarkan telur asin, warna baju merah melambangkan bawang merah. Dipertegas lagi dengan bentuk assesoris yang dipakai seperti kain menggunakan Batik Salem , Rebana produksi Desa Kaliwadas Kecamatan Bumiayu.
Brebes kepada masyarakat lokal, nasional maupun masyarakat internasional. Semua tergambar dari gerak, musik serta perlengkapan yang dipakai para penari. Kini tari Mapag Ndara dipergunakan sebagai tarian selamat datang pada acara-acara yang diadakan pemerintah atau event kepariwisataan.
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)