Seorang pria bernama Jiao, warga Nanjing berusia 38 tahun, ditangkap setelah menyamar menjadi perempuan. (Foto : Twitter)
KOMPASIANA, -- Jagat media sosial digegerkan oleh sebuah cerita viral yang berujung pada pembatalan pernikahan. Kisah ini bermula dari beredarnya sebuah video yang menampilkan seorang pria yang diketahui sedang mempersiapkan pernikahannya, namun terlihat bersama seorang figur media sosial yang dikenal dengan sebutan Sister Hong.
Dalam video yang menyebar luas, pria yang diidentifikasi dari jaket kulit yang sering ia kenakan, tampak berinteraksi dengan Sister Hon. Video tersebut sontak sampai ke tangan tunangannya, yang membuat sang perempuan merasa kecewa dan dikhianati. Tanpa berpikir panjang, ia mengambil keputusan untuk membatalkan rencana pernikahan yang sudah di depan mata.
Kisah ini semakin mencuri perhatian publik setelah beredar kabar bahwa perempuan tersebut juga melakukan pemeriksaan medis, khususnya tes HIV. Langkah ini diambil karena kekhawatiran dan ketakutan akan kesehatan dirinya pasca-kejadian tersebut, yang menunjukkan betapa seriusnya dampak psikologis dan fisik dari pengkhianatan yang ia alami.
Sister Hongadalah nama yang dikenal luas di kalangan pengguna media sosial, terutama karena konten-kontennya yang kontroversial dan sensasional. Kehadirannya dalam video bersama pria yang akan menikah tersebut langsung memicu spekulasi dan perdebatan di berbagai platform.
Meskipun detail resmi dan nama-nama pihak yang terlibat tidak dipublikasikan secara luas, kisah ini menjadi viral karena menyentuh isu sensitif seperti perselingkuhan, kehancuran hubungan, dan dampak kesehatan yang serius. Banyak warganet yang memberikan dukungan moral kepada sang perempuan dan mengecam tindakan sang pria.
Kisah ini menjadi pengingat pahit bagi banyak orang akan pentingnya kejujuran dan kesetiaan dalam sebuah hubungan. Di sisi lain, insiden ini juga menyoroti bagaimana media sosial dapat menjadi arena di mana kehidupan pribadi seseorang bisa terekspos, yang berdampak besar pada masa depan dan reputasi mereka.
